TEMPO.CO, Beijing-Presiden Joko Widodo mengatakan akan mengembangkan 24 pelabuhan baru dalam lima tahun ke depan. Untuk merealisasikan rencana itu, Jokowi melakukan studi banding ke Tianjin, Cina yang memiliki pelabuhan tersibuk di dunia, Pacific International Container Port.
"Rencananya kami akan mengembangkan 24 pelabuhan dalam lima tahun ini. Oleh sebab itu, mengapa kami ke Tianjin, karena ini adalah salah satu pelabuhan terbesar. Arah pengembangan 50 tahun, 100 tahun sudah ada," kata Jokowi saat memberikan briefing di forum Kadin Indonesia-Cina Beijing, Ahad, 9 November 2014.
Menurut dia, selain membangun pelabuhan, Jokowi juga akan belajar membangun pembangkit listrik, karena di Cina hampir semua pelabuhan terintegrasi dengan pembangkit listrik. "Selalu mereka dalam membangun pelabuhan itu pasti terintegrasi. Pembangkit listrik ada, pelabuhan ada, zona industri menjadi satu," katanya.
Jokowi menilai konsep ini menjadi lebih efisien, karena lalu lintas barang menjadi lebih dekat. "Ini yang harus kita pelajari, mengapa barang-barang mereka kompetitif dan murah. Salah satu alasannya karena terintegrasinya pelabuhan, pembangkit listrik, dan zona industri," katanya.
Bekas gubernur DKI Jakarta ini mengatakan tahun depan sudah akan memulai pembangunan pelabuhan. Pola pembiayaan, kata dia, ada yang berasal dari APBN dan ada yang dari investasi. "Kalau memang investasi masih kurang menarik, ya, kami harus suntik dengan APBN," katanya.
Jokowi mengatakan kemungkinan tahun depan akan dibangun empat pelabuhan. Biaya pembangunan satu pelabuhan, kata dia, mencapai Rp70 trilyun. Mengenai bentuk kerja sama dengan Cina, Jokowi mengatakan kerja sama bisa antar BUMN atau antar pengusaha swasta.
ANANDA TERESIA
Terpopuler