TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan pemerintah harus cepat lakukan reformasi struktural di bidang ekonomi. Ini harus dilakukan untuk mengalahkan tantangan ekonomi yang dihadapi pemerintah saat ini.
"Reformasi harus dilakukan di sektor energi, pangan, dan percepatan infrastruktur," ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 November 2014. (Baca: Kartu Sehat dan Pintar Dibagikan Awal November)
Menurut Mirza, tiga reformasi tersebut dapat menyelamatkan Indonesia dari defisit ekspor akibat harga komoditas unggulan ekspor kita, seperti batu bara dan CPO, masih lemah. Selain itu, reformasi tersebut dapat mengurangi dampak likuiditas global yang mengetat akibat kenaikan suku bunga oleh The Fed.
"Tantangan ekonomi tahun depan cukup berat. Karena itu, pemerintah harus dapat tegas melakukan kebijakan reformasi tersebut." (Baca: Jokowi Timbang Urgensi Program MP3EI Buatan SBY)
Hal senada diungkapkan oleh ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih. Dia menuturkan pemerintah harus membangun infrastruktur dalam negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Alasannya, sektor ini dapat menciptakan banyak lapangan kerja.
Lana juga memprediksi, dengan kondisi ekonomi global dan ekonomi Indonesia saat ini, peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan sebesar 5,6 persen. "Itu angka yang realistis. Di atas dari angka tersebut, sungguh terkesan sangat ambisius."
YOLANDA RYAN ARMINDYA
Baca juga:
Kurator Seni: Logo Baru Yogyakarta Mirip Iklan Obat Kuat
Penghina Presiden Ini Masih Ditahan Polisi
JK Minta Perantau Sulsel Jaga Kebhinekaan
Raden Nuh Ditangkap, Tetangga Kos Tak Tahu