TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan harga bahan bakar minyak yang murah menyebabkan masyarakat malas dan enggan keluar dari zona nyaman. “Presiden Jokowi akan melakukan pekerjaan sulit karena membuat masyarakat keluar dari zona nyaman,” katanya dalam diskusi tentang ketahanan energi di Kafe Pisa, Jakarta, Sabtu, 1 November 2014.
Pemberian subisidi, kata Sudirman, menyebabkan harga jual BBM di Indonesia lebih murah daripada harga pasar. Namun hal ini tidak disadari oleh masyarakat. Akibatnya, konsumsi BBM terus boros, sehingga impor minyak terus melonjak. "Sikap ini yang menyebabkan kita bergantung pada impor. Tidak mau repot, nyaman saja dengan kondisi yang ada saat ini,” ujarnya. (Baca juga: Pekan Depan, Rupiah Tunggu Kenaikan Harga BBM)
Sudirman mengatakan kenaikan impor minyak tidak dibarengi dengan kenaikan produksi di dalam negeri. Apalagi saat ini rata-rata usia kilang milik Pertamina di atas 30 tahun, sehingga produksi BBM di dalam negeri sulit berkembang. “Kita hanya bisa menghasilkan produk bernilai tambah rendah. Untuk yang kualitasnya tinggi harus impor,” katanya.
Atas kondisi tersebut, Sudirman berharap masyarakat bisa memahami kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi yang akan ditempuh pemerintah. Upaya itu, kata dia, bisa memacu pertumbuhan ekonomi nasional. "Rencana kenaikan BBM harus dipahami masyarakat." (Baca: Cara Pengusaha Angkutan Akali Kenaikan Harga BBM)
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler
Haji Lulung: Urusan dengan Ahok Belum Selesai
Intervensi Hukum, Fadli Zon Dinilai Abuse of Power
Curhat Fadli Zon dan Hinaan Jilbab di Twitter