TEMPO.CO, Kendari - Sejumlah menteri anggota Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terus mendapat sorotan publik. Salah satunya adalah Menteri Pertanian Amran Sulaiman, yang disebut-sebut memiliki banyak bisnis, salah satunya di sektor pertambangan. (Baca juga: Relawan Kecewa dengan Susunan Kabinet Jokowi)
Menurut Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Wilayah Sulawesi Tenggara, Kisran Makati, menteri yang terkenal setelah menemukan racun tikus itu memiliki sedikitnya 10 investasi di bidang ekstraktif yang tersebar di Sulawesi Tenggara. Melalui bendera PT Tiran Group, Amran memiliki perusahaan pertambangan emas dan nikel di Bombana dan Konawe Utara serta investasi perkebunan sawit dan tebu di Konawe Selatan.
Kisran menilai Amran tidak pantas menjabat Menteri Pertanian karena tidak ada aktivitas pertambangan atau perkebunan yang ramah lingkungan dalam bisnisnya. "Tidak menerapkan standar hak asasi manusia, sosial, dan lingkungan dalam bisnisnya," kata Kisran kepada Tempo. (Baca: Keluarga Sujud Syukur Amran Jadi Menteri Pertanian)
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari Amran. Bertolak belakang dengan Walhi, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dari Sulawesi Tenggara, Nur Salam Lada, menilai masuknya Amran sebagai anggota kabinet diyakini akan memberi dampak besar bagi sektor pertanian di wilayahnya. Bukan hanya karena pemahaman Amran di sektor pertanian, namun juga karena sang Menteri memiliki bisnis di sektor pertanian. "Potensi pertanian yang besar di Sulawesi Tenggara bisa digarap dengan lebih baik," ujarnya.
Nur Salam meminta susunan menteri dalam kabinet kerja Jokowi-Jusuf Kalla tidak menjadi polemik. Sebaliknya, kata dia, masyarakat harus berfokus mengawal kerja pemerintah selama lima tahun ke depan. (Baca: Menteri Amran Fokuskan Kedaulatan Pangan)
ROSNIAWATY FIKRI
Berita Terpopuler
Hina Jokowi di FB, Tukang Tusuk Sate Ini Ditahan
Paripurna DPR Ricuh, Meja Rapat Digulingkan|
Tak Mau MA Dipenjara, Keluarga Minta Bertemu Jokow