TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kembali melemah setelah sebelumnya berhasil didorong oleh efek pelantikan Presiden Jokowi. Menurut analis Recapital Securities, Andrew Argado, investor bersikap realistis mencermati lambatnya penunjukan kabinet pemerintah Jokowi-JK.
Selain menanti penunjukan menteri-menteri, investor juga menunggu realisasi kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi untuk memangkas defisit anggaran. “Investor masih menunggu sentimen positif selanjutnya,” kata Andrew kepada Tempo. (Baca: Tokoh-tokoh Ini Dipanggil Jokowi ke Istana)
Pada perdagangan Selasa, 21 Oktober 2014, IHSG terkoreksi 11 poin (0,2 persen) ke level 5.029. Investor asing kembali mencatatkan penjualan bersih sebanyak Rp 82 miliar. Aksi jual tampak masih terkonsentrasi pada sektor perbankan dan manufaktur.
Selain persoalan kabinet Jokowi, laju IHSG juga dipengaruhi data pertumbuhan ekonomi Cina pada kuartal III, yang menunjukkan perlambatan. Perekonomian Cina pada kuartal III 2014 hanya tumbuh 7,3 persen atau lebih rendah daripada kuartal sebelumnya pada level 7,5 persen. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan turunnya ekspor Indonesia ke Cina. (Baca: Tunggu Kabinet, Saham Blue Chip Bakal Terkoreksi)
Dalam situasi ini, Andrew menyarankan investor untuk memperhatikan laporan keuangan emiten sebagai bahan pertimbangan untuk memilih saham. Pada perdagangan hari ini, Rabu, 22 Oktober 2014, IHSG masih akan cenderung melemah pada rentang level 4.980-5.100. “Karena gagal menembus kisaran 5.107, secara teknis tren koreksi belum akan berakhir,” katanya.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
KPK: Banyak Calon Menteri Jokowi Bermasalah
Semalam, Jokowi Panggil 43 Calon Menteri
Pilih Menteri, Gerindra Kritik Jokowi Libatkan KPK