TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan antara presiden terpilih, Joko Widodo, dan mantan calon presiden Prabowo Subianto memberi angin segar bagi rupiah.
Hingga perdagangan Jumat siang ini, 17 Oktober 2014, rupiah telah melesat 120 poin (1 persen) ke level 12.136 per dolar Amerika Serikat. Pergerakan rupiah cukup anomali mengingat mata uang Asia lainnya masih disandera oleh penguatan dolar.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting, mengatakan pertemuan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto disambut positif pelaku pasar. "Pertemuan itu mencairkan situasi politik yang tegang selama pemilu presiden," kata Yohanes. (Baca: Jokowi Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke Prabowo)
Dalam pertemuan itu, Prabowo akhirnya mengucapkan selamat atas terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden. Pertemuan tersebut dimaknai oleh pasar sebagai awal yang baik untuk pemerintahan Joko Widodo ke depan.
Akan tetapi, Yohanes memperkirakan sentimen dari pertemuan Jokowi-Prabowo hanya berlangsung sementara. Walaupun sudah bertemu Prabowo bukan berarti laju pemerintahan Jokowi akan mulus ketika berhadapan dengan parlemen. "DPR memiliki dinamikanya sendiri yang tidak bisa dicampuri oleh orang di luar parlemen, bahkan Prabowo sekalipun." (Baca: Untuk Soal Ini, Jokowi Tolak Permintaan Prabowo)
Pada acara pelantikan Jokowi, 20 Oktober 2014, pergerakan rupiah tidak akan bisa naik terlalu tinggi karena sudah direpresentasikan pada kenaikan yang terjadi hari ini. Target jangka pendek rupiah adalah mencapai ke 12.000 per dolar. "Bila level itu ditembus, rupiah berpotensi kembali ke level 11.800-11.900 per dolar," ujar Yohanes.
PDAT | M. AZHAR
Terpopuler
Jokowi Ngerjain Ahok di Depan Ketua RT-RW Se-Jakarta
Jokowi Jadi Presiden, Ahok Ajukan Satu Permintaan
Pelantikan Jokowi, 30 Truk Relawan Subang Datang
Prabowo Ditantang Jadi Negarawan di Pelantikan Jokowi