TEMPO.CO, Jakarta - Total transaksi dalam Trade Expo Indonesia Ke-29 yang digelar di Kamayoran, Jakarta, pada 8-12 Oktober 2014 mencapai US$ 1,42 miliar atau sekitar Rp 17 triliun. Total transaksi ini turun 22 persen dari total transaksi TEI tahun lalu yang mencapai US$ 1,82 miliar atau sekitar Rp 21,8 triliun.
Kementerian Perdagangan menduga penurunan transaksi ini terjadi akibat belum pulihnya perdagangan global. Salah satu sektor yang turun pada transaksi TEI 2014 adalah investasi, yang anjlok dari US$ 1,068 miliar menjadi US$ 500 juta. (Baca: Ekspor ke Amerika, Pemerintah Yakin Ulangi Sejarah)
"Investasi di TEI turun 53 persen karena banyak event lain yang memang khusus didedikasikan untuk investasi. Yang penting kan total investasinya," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam konferensi pers di kantornya, Rabu, 15 Oktober 2014.
Dari total transaksi TEI 2014, transaksi produk mendominasi dengan angka US$ 814,31 juta, melebihi target yang ditetapkan US$ 800 juta. Transaksi produk ini meningkat 17,64 persen dari pencapaian tahun 2013. Sedangkan untuk realisasi transaksi sektor jasa mencapai US$ 105,09 juta. (Baca: Transaksi Trade Expo Indonesia Naik 80,91 Persen)
Bayu menjelaskan, untuk transaksi barang, produk yang paling diminati pembeli selama TEI 2014 adalah furnitur, makanan olahan, tekstil dan produk tekstil, bahan bangunan, serta kertas dan produk kertas. Adapun pembelinya antara lain dari Kanada, India, Australia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Sedangkan pembeli yang permintaannya tinggi terhadap barang dan jasa yakni dari Malaysia, Jepang, Qatar, Etiopia, Taiwan, dan Belanda.
PINGIT ARIA
Terpopuler
Ngopi Bareng Ical, Ini Isi Pebincangan Jokowi
Tahir Beri Megawati Penghargaan dan Uang Rp 1 M
Produser Metro TV yang Hilang Sudah Ditemukan
Pemenang Cover Maroon 5 Penggembala Kambing
Separuh Kobane Sudah Dikuasai ISIS