TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengatakan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla tetap berjalan efektif meski dukungan dari partai penyokongnya di parlemen hanya 37 persen. Kebijakan Jokowi tak akan dapat dijegal oleh Koalisi Merah Putih (KMP) yang merupakan rival politik di parlemen. Ketidakpastian ekonomi yang selama ini dikhawatirkan juga tak akan terjadi. (Baca: Ketemu Ical, Jokowi Berharap Dunia Usaha Aman)
Faisal menilai koalisi partai pendukung Prabowo Subianto merupakan persekutuan politik yang rapuh. Koalisi ini dibentuk tidak berdasarkan ideologi atau program, tapi lebih pada kepentingan jangka pendek yang pragmatis. "Mereka sifatnya transaksional dan cenderung bagi-bagi jabatan," kata Faisal di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2014. Kelemahan lain, kesepakatan koalisi partai Prabowo ini hanya di tingkat elite. Artinya, jika pimpinan berubah, suara partai akan berubah. (Baca: Akbar Faizal: Mereka Menyesal jika Jegal Jokowi)
Dia menilai bahwa Indonesia merupakan negara yang berhasil memadukan antara Islam dan demokrasi. Politik di Indonesia cukup stabil. Sebab, tak banyak negara di dunia yang berhasil memadukan demokrasi dan Islam, bahkan negara sekelas Mesir dan Malaysia sekalipun. Kondisi inilah yang membuat Indonesia ideal bagi iklim investasi.
Adapun pelemahan rupiah dan indeks harga saham gabungan yang terjadi beberapa hari terakhir dianggapnya hanya gejala sesaat. Dia yakin bahwa gejolak di parlemen hanya sentimen kecil. Yang lebih berpengaruh adalah kondisi pasar regional dan global. "Penurunan itu artinya pasar memberi sinyal saja kalau mereka tak suka dengan sikap legislator," katanya.
Faisal mengatakan bahwa bagi hasil yang berasal dari saham bursa efek Indonesia masih tergolong paling tinggi secara global. Kondisi itu masih akan terus membaik. Sebab, nilai kapitalisasi pasar baru 45 persen dari pendapatan domestik bruto.
Dia memprediksi bahwa pasar akan cenderung stabil setelah Januari. "Saya melihat ada beberapa anggota koalisi yang akan menyeberang, dan ini akan semakin membuat Jokowi lebih kuat di parlemen," ujarnya. Hal ini sudah dicermati oleh investor.
Mengenai pertumbuhan ekonomi saat ini sedang mengalami tren penurunan, Faisal mengatakan bahwa hal itu tak akan mempengaruhi masyarakat. "Negara ini sudah seperti autopilot. Pemerintahan seperti apa pun aktivitas usaha dan modal asing akan jalan terus."
FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler:
Area Wahana Mainan Trans Studio Bandung Kebakaran
Analisis Perubahan PAN dan PKS di Koalisi Prabowo
KPK Supervisi Kasus Dugaan Korupsi Transjakarta
Dalam Laga Terakhir, Tim Nasional U-19 Kalah Lagi