TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan konsultan properti, Colliers International, menyatakan Jalan Sudirman, Jakarta, masih akan menjadi primadona di antara kawasan bisnis lainnya. Saat ini, 13 proyek pembangunan perkantoran baru telah diluncurkan di kawasan tersebut. "Sebanyak 41,1 persen perkantoran baru akan dibangun di Sudirman hingga 2018," tutur Kepala Peneliti Colliers International, Ferry Salanto, dalam Jakarta Property Report, Selasa, 7 Oktober 2014.
Ferry mengatakan pada periode yang sama, kawasan bisnis di Jalan Gatot Subroto dan Mega Kuningan akan diisi masing-masing 21,1 persen dan 13,1 persen perkantoran baru. Sisanya, gedung-gedung baru akan dibangun di Jalan Rasuna Said, Jalan Satrio, dan Jalan Thamrin. (Baca: Intiland Bangun Tower Perkantoran Rp 540 Miliar)
Gonjang-ganjing politik dan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini diyakini tidak akan mempengaruhi jalannya proyek-proyek baru tersebut. "Sejauh ini, semua masih optimistis. Belum ada pembatalan apa pun," ujar Ferry.
Hanya, sepanjang kuartal III 2014, tidak ada perkantoran baru di kawasan pusat bisnis atau central business district (CBD) Jakarta. Pada periode tersebut, luas ruang perkantoran yang ada mencapai 4,78 juta meter persegi. “Tidak ada perubahan ketimbang pada kuartal sebelumnya," kata Ferry. (Baca juga: DKI Siapkan Lahan Parkir di Gedung Perkantoran)
Menurut Ferry, tak adanya perkantoran baru selama tiga bulan terakhir bukanlah pertanda bahwa kawasan pusat bisnis Jakarta telah mencapai titik jenuh. Beberapa proyek yang saat ini sedang dikerjakan akan memberi tambahan luas ruang perkantoran hingga 187.805 meter persegi pada akhir tahun ini.
Namun, konsultan properti regional, Knight Frank Asia-Pasifik, mencatat telah terjadi penurunan pertumbuhan angka sewa perkantoran di Jakarta pada kuartal II tahun ini. "Pasar perkantoran Jakarta menurun sebesar 0,5 persen," kata Kepala Riset Knight Frank Asia-Pasifik, Nicholas Holt.
Direktur Indonesia Property Watch Erwin Kallo juga mengakui bahwa bisnis sewa kantor di CBD menurun pada tahun ini. Namun penurunan itu terjadi karena semua perkantoran sudah habis disewa sejak 2013. "Permintaan akan perkantoran banyak, tapi gedungnya belum ada," ujarnya.
PINGIT ARIA | ALI HIDAYAT
Berita Terpopuler
Ada Udang di Balik Perpu SBY dan Koalisi Prabowo
Terima PPP, Koalisi Jokowi Siapkan Kursi Wakil MPR
Gerindra Menentang Pembubaran FPI