TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai berbiaya murah (LCC), PT Citilink Indonesia, memutuskan menunda penawaran umum perdana saham (IPO) hingga 2016 dari rencana awal pada 2015. President & CEO Citilink Indonesia Arif Wibowo mengatakan penundaan itu dilakukan karena situasi perekonomian belum kondusif untuk menggelar IPO. “Harus dijadwal ulang," kata dia di Jakarta, Selasa, 7 Oktober 2014.
Arief tidak memerinci berapa banyak jumlah saham yang akan dilepas dan berapa target dana dari IPO nanti. Menurut Arief, saat ini perseroan sedang fokus memperbaiki kinerja. Sebab, jika kinerja perseroan membaik, otomatis akan menarik minat investor publik. (Baca: Citilink Tambah Frekuensi Penerbangan)
Hingga Agustus lalu, Citilink sudah mengangkut 5 juta penumpang atau merealisasi 62,5 persen dari target hingga akhir 2014 sebanyak 8 juta penumpang. “Jadi kurang 3 juta lagi dari target tahun ini,” kata Arief.
Saat ini, 99,99 persen saham Citilink masih dikuasai oleh maskapai milik negara, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Sejak September 2014, Garuda sempat berniat melepas maksimal 40 persen saham Citilink kepada investor strategis. Langkah itu bertujuan memperkuat ekuitas Citilink yang masih mencatatkan kerugian. (Baca: Mau Dijual, Kinerja Citilink Indonesia Membaik)
Saat itu sudah ada empat calon investor yang ikut mengajukan penawaran yang kemudian mengerucut menjadi dua calon investor. Namun, pada September 2014, rencana itu dibatalkan karena tak mencapai harga penjualan terbaik. “Demi kepentingan terbaik Citilink, proses ini tidak dilanjutkan dulu,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dalam keterangan tertulis kepada Bursa Efek Indonesia.
KHAIRUL ANAM | FAIZ NASHRILLAH
Berita Terpopuler
Ada Udang di Balik Perpu SBY dan Koalisi Prabowo
Terima PPP, Koalisi Jokowi Siapkan Kursi Wakil MPR
Gerindra Menentang Pembubaran FPI