TEMPO.CO, Los Angeles - Peretas jaringan komputer atau hacker kembali menyerang lembaga keuangan raksasa. Kali ini giliran J.P. Morgan Chase, lembaga keuangan terbesar di Amerika Serikat, yang diserang hacker. Akibat serangan ini, data jutaan nasabah J.P Morgan terancam dibajak. (Baca: Cyber Crime Terjadi di Bank Besar)
Hal tersebut diketahui berdasarkan berkas laporan J.P. Morgan kepada lembaga pengawas jasa keuangan dan pasar modal Amerika, Security and Exchange Commission (SEC). Dalam laporan tersebut, manajemen J.P. Morgan mengatakan si peretas mencoba mencuri 76 juta data nasabah perseorangan dan 7 juta nasabah usaha kecil.
Data yang digondol hacker antara lain nomor rekening, alamat, nomor telepon, nomor rekening jaminan sosial, hingga tanggal lahir nasabah. Namun, manajemen J.P. Morgan belum menemukan bukti penyalahgunaan data nasabah maupun pembobolan rekening. (Baca: Kasus Penipuan Pinjaman, Citigroup Diperiksa)
Akibat masalah ini, saham J.P. Morgan di Wall Street turun 0,4 persen pada sesi penutupan perdagangan. Manajemen J.P. Morgan menyatakan masih terus waspada dan bekerja sama dengan aparat pemerintah yang berwenang untuk menyelidiki masalah ini. (Baca juga: BI Terima 1.009 Laporan Kejahatan Perbankan)
Serangan hacker sudah beberapa kali menyerang J.P. Morgan. Pada Agustus 2014, para hacker diketahui mencoba menjebol jaringan keamanan data J.P. Morgan, untuk kemudian menguras isi rekening nasabahnya. Para hacker juga diduga hendak mencuri data pegawai J.P. Morgan. Beruntung aksi ini gagal. Biro Penyelidiki Federal (FBI) tengah memburu para pelaku pembobolan tersebut. (Baca juga: Begini Aksi Para Pencuri Kartu Kredit)
Berdasarkan hasil penyelidikan, para peretas mencoba masuk ke dalam sistem melalui transaksi antara bank dengan nasabah. Saat ini penyelidik FBI menemukan beberapa fakta yang mengarah pada kelompok hacker asal Rusia. Pembobolan bank terbesar di Amerika ditengarai menjadi bagian dari aksi balas dendam hacker Rusia setelah negaranya mendapatkan sanksi keras dari dunia Barat akibat konflik di Ukraina.
FERY FIRMANSYAH | AP VIA YAHOONEWS
Berita Terpopuler
Diboikot DPR, 4 Kekuatan Besar Dukung Jokowi
Pemilihan Pimpinan DPR Tergesa-gesa, Fahri Hamzah: Demi Jokowi
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim