Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Dorong Swasta Ikut Dirikan SPBG  

image-gnews
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mendorong swasta berpartisipasi dalam penyediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Apalagi dalam waktu dekat Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengusulkan agar harga gas dalam negeri disesuaikan sehingga mencapai harga keekonomian untuk swasta. (Baca: Gas untuk Transportasi Terkendala Converter Kit)

"Kementerian sekarang sedang mencoba mengusulkan agar harga gas disesuaikan. Sehingga bisa menarik minat swasta ikut bangun SPBG," kata Edy Hermanto Dirjen Migas kepada wartawan di Jakarta. (Baca: Anggaran Telat Cair, Proyek Converter Kit Batal)

Menurut Edy, saat ini pemerintah sudah memberikan penugasan kepada Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk membangun SPBG. Sayangnya, dalam penugasan itu, tidak disebutkan secara rinci berapa unit SPBG dalam setahun yang harus dibangun oleh Pertamina dan PGN. (Baca: Ahok: Jakarta Tetap Utamakan Bus BBG)

Edy menambahkan, jika harga gas sudah mencapai angka keekonomian untuk swasta berinvestasi, dia berharap swasta akan banyak yang tertarik membuat SPBG. Menurut dia, investasi untuk membuat sebuah SPBG sebenarnya tak mahal karena tidak harus membangun unit baru. SPBU yang sudah ada, bisa ditambahkan SPBG dengan mengunnakan Mobile Refueling Unit (MRU) berupa tangki-tangki trailer.

Edy juga mengatakan jika pemerintah saat ini sudah membuat kebijakan memprioritaskan penggunaan gas untuk kepentingan dalam negeri dibandingkan untuk ekspor. Edy mengklaim jika komposisi penggunaan gas domestik dan ekspor mencapai 50:50.

Pasokan gas untuk domestik memang menjadi masalah. Hal ini disebabkan karena di masa lalu produksi gas Indonesia lebih banyak digunakan untuk kepentingan ekspor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Indonesia masih menganggap belum terlalu membutuhkan gas di masa lalu. Ditambah lagi Indonesia juga membutuhkan pendapatan negara dari penjualan gas. Padahal kontrak penjualan gas jangka panjang. "Tak dikira jika kebutuhan gas akan berkembang," katanya.

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi menyatakan jika sebenarnya industri otomotif saat ini menunggu kesiapan infrastruktur SPBG. Jika pompa gas sudah banyak berdiri, dia yakin jika kalangan industri akan memproduksi mobil dual fuel yaitu bensin dan gas. "Industri itu sebenarnya hanya mengikuti kebijakan pemerintah saja," ujarnya.

AMIR TEJO

Berita Terpopuler
2 Alasan Lucu Soal SBY Gugat UU Pilkada
'SBY Kecewa UU Pilkada, tapi Rakyat Tidak Bodoh'
5 Argumen DPR Soal Pilkada DPRD yang Terbantahkan
Cari Dalang UU Pilkada, SBY Diminta Introspeksi
5 Alasan iPhone 6 Bakal Dianggap Produk Gagal

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sopir Bajaj Dijanjikan Pasokan BBG Pulih Dalam Sepekan

30 November 2018

Sebagian dari ratusan sopir bajaj yang berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 30 November 2018. Mereka mengeluhkan ketersediaan BBG yang sempat mandek di sejumlah SPBG di Jakarta. Tempo/Arul
Sopir Bajaj Dijanjikan Pasokan BBG Pulih Dalam Sepekan

'Kami akan turunkan 5000 bajaj untuk menuntut janji yang mereka sampaikan hari ini jika seminggu tak ada perubahan.'


Tak Dibagikan BBG, Sopir Bajaj Mengeluh Dianaktirikan di SPBG

30 November 2018

Seorang petugas saat mengisi BBG di salah satu transportasi umum Bajaj, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas yang baru diresmikan, Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (24/12). TEMPO/Imam Sukamto
Tak Dibagikan BBG, Sopir Bajaj Mengeluh Dianaktirikan di SPBG

Masalah pasokan BBG ini berdampak kepada penghasilan sopir bajaj Jakarta. Jika gunakan bahan bakar lain mereka diancam ditilang.


Enam SPBG Jakpro Terancam Tutup, Penyebabnya?

28 Agustus 2018

Petugas melayani sejumlah antrean Bajaj dan angkutan umum untuk mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Gas (SPBG) milik Perusahaan Gas Negara (PGN) dikawsan Monas, Jakarta, 20 Oktober 2015. TEMPO/Amston Probel
Enam SPBG Jakpro Terancam Tutup, Penyebabnya?

Enam stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) milik PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terancam tutup sementara.


Pertamina Operasikan Dua SPBG di Jakarta dan Depok

4 Mei 2017

Petugas melayani sejumlah antrean Bajaj dan angkutan umum untuk mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Gas (SPBG) milik Perusahaan Gas Negara (PGN) dikawsan Monas, Jakarta, 20 Oktober 2015. TEMPO/Amston Probel
Pertamina Operasikan Dua SPBG di Jakarta dan Depok

Dua SPBG tersebut berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta dan
Depok, Jawa Barat, terintegrasi dengan SPBU, atau disebut SPBG
ecostation.


Pemerintah Bakal Wajibkan SPBU Jualan Gas

14 Maret 2017

Para pengendara motor mencoba bahan bakar Ron 90 Pertalite yang baru diluncurkan di SPBU kawasan Tanah Abang, Jakarta, 24 Juli 2015. Tempo/Tony Hartawan
Pemerintah Bakal Wajibkan SPBU Jualan Gas

Nantinya, kewajiban menyalurkan gas hanya berlaku bagi SPBU
yang terletak di daerah yang memiliki inftrastruktur gas.


Pemerintah Kaji Formula Baru Bisnis SPBG  

26 November 2015

Sopir bajaj mendorong bajaj saat mengantre hingga berjam-jam untuk mengisi bahan bakar gas di  Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Perintis, Jakarta Timur, Rabu 12 November 2014. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Pemerintah Kaji Formula Baru Bisnis SPBG  

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan sedang menggodok skema bisnis yang menarik bagi investor.


Terkendala Lahan, Target Pembangunan 15 SPBG Tak Tercapai

3 September 2015

Ratusan sopir bajaj mengantre hingga berjam-jam untuk mengisi bahan bakar gas di  Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Perintis, Jakarta Timur, Rabu 12 November 2014. Masih minimnya SPBG di Jakarta merupakan penyebab antrean tersebut. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Terkendala Lahan, Target Pembangunan 15 SPBG Tak Tercapai


Saat ini, Jawa bagian barat masih menjadi fokus perseroan karena pengguna terbanyak adalah bus Transjakarta dan bajaj gas.


Pembangunan 4 SPBG oleh Kementerian ESDM Bakal Molor

10 Agustus 2015

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Pembangunan 4 SPBG oleh Kementerian ESDM Bakal Molor

Sebanyak empat dari 22 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang dibangun Kementerian ESDM tahun ini bakal molor.


Pembangunan 22 SPBG oleh Kementerian ESDM Bakal Molor

10 Agustus 2015

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Pembangunan 22 SPBG oleh Kementerian ESDM Bakal Molor

Sebanyak empat dari 22 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang dibangun Kementerian ESDM tahun ini bakal molor.


Ahok Dukung Pertamina Operasikan 22 SPBG Tahun ini  

22 Mei 2015

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Tempo/Dian Triyuli Handoko
Ahok Dukung Pertamina Operasikan 22 SPBG Tahun ini  

SPBG akan dioperasikan di Cililitan, Jakarta Timur, dan Ragunan, Jakarta Selatan.