TEMPO.CO, Bojonegoro - Jelang Idul Adha, para peternak sapi ongole di Bojonegoro, Jawa Timur, siap menuai pesanan. Jenis sapi putih unggulan lokal ini banyak disukai karena dagingnya yang dinilai lentur dan sedikit lemak. (Lihat foto-foto SPG Cantik Penjual Hewan Kurban)
"Untuk satu pekan ini, misalnya, ada pesanan dalam jumlah besar dari peternak di Tuban, yang kabarnya akan dikirim ke Jakarta dan juga Surabaya untuk hewan kurban," kata Budi Hartono, peternak dan pengelola Koperasi Lembu Seto di Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, sekitar 40 kilometer dari pusat Kota Bojonegoro.
Ada 2.620 ekor sapi di mana 70 persennya adalah induk betina di desa itu. Pengembangan peternakan sapi di daerah ini mendapat bantuan dana dari Bank Indonesia Jawa Timur dan juga mendapat bantuan konsultasi dari tenaga ahli asal Universitas Brawijaya Malang. "Memelihara sapi ongole relatif mudah karena makanannya lebih banyak rumput dan tanaman liar," ujar Budi.
Selain di Tambakrejo, pemeliharaan sapi ongole tersentral di beberapa tempat, di antaranya di Kecamatan Tambakrejo, Sekar, Gondang, Kapas, Kedungadem, Ngraho, Ngasem, Margomulyo, Kasiman, Trucuk, dan sebagian di Kecamatan Malo. Sekarang ini, populasi sapi di Kabupaten Bojonegoro sekitar 165 ribu ekor.
Jumlah itu mengalami peningkatan meski kecil. Peternak Bojonegoro sempat rugi besar pada 2010-2011 saat harga sapi anjlok di pasaran hingga di harga Rp 6,5 juta per ekornya dari harga sebelumnya Rp 11 juta per ekor. Tetapi, kini harga sapi terus membaik bahkan terus naik. Bahkan untuk sapi dewasa kategori sedang dihargai Rp 13-17 juta. (Baca: Pedagang Tolak Larangan Jual Kurban di Tanah Abang)
SUJATMIKO
Terpopuler
Fahri Hamzah: Jokowi Kayak Enggak Pede
PKS: Pilkada oleh DPRD Usulan SBY
Istri AKBP Idha Endri Ditahan
Jokowi Pastikan Ubah APBN 2015