TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat pengusaha kelapa sawit diuntungkan. Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Nasional Delima Hasri Darmawan mengatakan dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar mendongkrak pendapatan ekspor kelapa sawit. "Kalau ekspor, kondisi ini malah menguntungkan," ujarnya saat dihubungi Tempo, Jumat, 19 September 2014.
Untuk komoditas ekspor seperti kelapa sawit dan kopi memang menguntungkan. Eksportir karet yang saat ini harganya sedang turun pun menangguk keuntungan. "Penjualan karet ketika ditukar ke rupiah akan mendatangkan pendapatan yang besar," tuturnya.
Sebaliknya, kata Delima, melemahnya rupiah justru membuat pemerintah kelimpungan. Sebab, harga beli komoditas dari luar akan meningkat. Apalagi Indonesia saat ini banyak mengimpor komoditas hasil pangan. "Ini akan memberatkan nilai impor."
Untuk industri elektronik yang banyak didominasi barang impor, melemahnya rupiah membuat mereka kerepotan. “Pergerakannya kecil, tetapi sering merepotkan pelaku bisnis,” ujar Ketua Gabungan Pengusaha Elektronik Ali Soebroto Oentaryo saat dihubungi, Jumat, 19 September 2014.
Kurs rupiah melemah dalam sepekan terakhir. Meski demikian, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika masih dalam tahap wajar. "Jangan melihat rupiah melemah itu selalu negatif atau rupiah menguat selalu positif. Impornya saja yang harus ditekan, nilai ekspornya perlu didorong," tuturnya di gedung Bank Indonesia, Jumat, 19 September 2014.
SAID HELABY | AMOS SIMANUNGKALIT
Berita Terpopuler
Megawati Puji Habis Jokowi di Rakernas PDIP
NasDem: Tiga Partai Koalisi Merah Putih Merapat
Tiba di Lokasi Kongres Gerindra, Prabowo: Kok Sepi
Sindir Ahok, Prabowo: Kutu Busuk, Kutu Loncat?
Jadi King Maker Politik, Luthfi Hasan Sebut SBY
Bogor Larang Pelat B, Jokowi: Masuk Jakarta Pakai Tiket