3. Terlalu banyak bisnis yang terafiliasi
Alibaba menguasai banyak anak usaha, seperti China Smart Logistics, dan penyedia sistem pembayaran, Alipay. Jack Ma menguasai saham di perusahaan-perusahaan ini. Meski terlihat baik karena saling terintegrasi, perusahaan terafiliasi ini bisa mendatangkan masalah internal, seperti konflik kepentingan. Misalnya, saat Alibaba bermasalah dengan pembayaran biaya pengiriman dari China Smart Logistics, siapa yang akan dibela Jack Ma dan pemegang saham lainnya?
4. Kurang disiplin
Menjelang IPO, Alibaba banyak menghabiskan dana untuk investasi di bidang teknologi dan hiburan. Alibaba diketahui membayar US$ 200 juta untuk membeli 50 persen saham Guangzhou Evergrande Football Club, sebuah klub sepak bola lokal. Bagi sebagian investor, hal ini menjadi pertanda buruk karena menunjukkan ketidakdisiplinan manajemen dalam menanamkan modal.
5. Risiko perusahaan bodong
Beberapa sumber mengatakan saat membeli saham Alibaba, para investor sebenarnya hanya membeli perusahaan kosong di Cayman Island bernama Alibaba Group Holding Limited. Secara hukum, perusahaan ini tidak benar-benar menguasai Alibaba.com dan entitas bisnis intinya. Dalam hukum Cina, Jack Ma dan Simon Xie adalah pemilik sah Alibaba.com dan hanya terikat kontrak untuk menyetor profit kepada entitas di Cayman Island. Oleh karena itu, US-China Economic and Security Review Commission menyarankan investor untuk berhati-hati sebelum menanamkan duit di perusahaan seperti ini.
FERY FIRMANSYAH
Berita Terpopuler
Gandeng Parpol, Jokowi Tak Ingkar Janji
Jadi Presiden, Harga Sepatu Jokowi Rp 400 Ribu
Jokowi Siapkan 2 Pos Menteri untuk Partai KMP