TEMPO.CO, Lhokseumawe - Menipisnya produksi gas alam cair (liquid natural gas/LNG) di Kilang Arun saat ini mendorong pengelola untuk mengubah fasilitas kilang LNG Arun menjadi fasilitas regasifikasi gas. "Jadi yang awalnya mengubah gas menjadi LNG nantinya berbalik mendatangkan LNG lalu diubah menjadi gas," ujar Presiden Direktur PT Pertamina Gas Hendra Jaya di Lhokseumawe, Ahad petang.
Setelah 40 tahun memproduksi LNG dan mengekspor gas sejak 1974, Oktober tahun ini kilang LNG milik PT Arun NGL itu akan melakukan ekspor terakhirnya sebanyak satu kargo, atau sekitar 4.400 meter kubik, ke Jepang. Sebagai penggantinya, pemerintah telah menyiapkan kawasan itu untuk dijadikan regasifikasi gas. "Fasilitasnya sudah siap, tapi perlu plan waktu, kita rencanakan Januari 2015 kita kapalkan," kata Hendra. (Baca: Pertamina Investasi 10 Proyek Gas)
Hendra memaparkan, sejak awal tahun, lembaganya telah melakukan tahapan rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) untuk percepatan pembangunan fasilitas regasifikasi Arun. "Nilai proyeknya mencapai US$ 100 juta," dia mengungkapkan.
Untuk tahap awal, semua pasokan gas bakal didatangkan dari blok Tangguh, Papua, hingga 12 kargo. Saat ini semua proses untuk regasifikasi telah dilakukan perseroan yang diagendakan pertama kali dikapalkan pada Januari mendatang. "Gas hasil regasifikasi tersebut akan digunakan untuk pembangkit PLN," ujarnya. (Baca: Dua Jam di Lhokseumawe, Menko CT Bahas Soal Ini)
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan pemerintah telah menyiapkan cadangan gas Tangguh untuk diolah di kilang regasifikasi Arun. "Sayang kalau fasilitas negara ini dibiarkan," katanya pada kesempatan yang sama.
Dengan terbukanya fasilitas ini, pemerintah merencanakan pengembangan kawasan industri terpadu di sekitar blok Arun. "Ini menjadi daya tarik yang perlu dikembangkan," ucap Chairul.
JAYADI SUPRIADIN
Terpopuler:
Begini Kronologi Tewasnya Pekerja Freeport
Bila Mutiara Dibeli J Trust, BRI Hormati LPS
Ini Modus Permata Hijau Terbitkan Faktur Fiktif
ICW: Mekanisme Pemilihan Anggota BPK Berbahaya
Bila Mutiara Dibeli J Trust, BI Siap Antisipasi
Ekonomi Diramalkan Tetap Tumbuh di Kuartal III