TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015 tidak menjadi kekhawatiran bagi para desainer interior Indonesia. Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain, dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Harry Waluyo mengatakan profesional di bidang desain interior sudah menjadi bagian dari komunitas internasional.
"Sejak 1989, perkumpulan desainer Indonesia sudah tergabung dalam asosiasi desain Asia Pasifik. Berarti sudah diakui kualitasnya," kata Harry seusai pembukaan pertemuan Asia Pasific Space Designers Alliance (APSDA) di Surakarta, Senin, 15 September 2014.
Ia mengatakan pasar bebas ASEAN menjadi peluang besar bagi desainer Indonesia untuk menggarap proyek di negara lain di Asia Tenggara. Indonesia tidak sebatas menjadi pasar, tapi bisa ikut berperan. (Baca: Pertama Kali, Biennale Desain dan Kriya Indonesia)
"Desainer interior Indonesia sudah siap sejak jauh hari untuk menghadapi MEA 2015. Saat ini sudah jadi bagian dari komunitas internasional," ucapnya.
Ketua APSDA Francis Surjaseputra mengatakan forum yang digelar pada 15-17 September tersebut akan membahas sertifikasi profesi desainer interior. "Sertifikasi tersebut perlu diperjelas di antara anggota ASEAN," katanya.
Forum kali ini juga menandai pelaksanaan Asia Pasific Exchange. Yaitu kerja sama pertukaran desainer di antara negara anggota. Misalnya desainer interior Indonesia bisa mendapat kesempatan mengerjakan sebuah proyek di Thailand selama dua pekan. Mereka akan mendapat akomodasi dan transportasi, tapi tidak mendapat bayaran atas hasil kerjanya. "Tapi mereka dapat pengalaman berharga," ujar Francis.
Kerja sama Asia Pasific Exchange akan disahkan dalam forum APSDA di Surakarta. Setelah itu akan segera dilaksanakan. "Kami sudah menyiapkannya sejak dua tahun lalu," katanya.
Ketua HDII (Himpunan Desainer Interior Indonesia) Jakarta Lea Aziz mengatakan lebih banyak desainer interior yang tidak tergabung dalam HDII. Dia mencontohkan, untuk Jakarta, ada 1.600 orang yang bergabung. "Perkiraan kami, ada 3.000 orang yang belum bergabung," katanya.
Ia menilai profesi desainer interior di Indonesia makin menjanjikan. Buktinya, ada 29 universitas di Indonesia yang membuka jurusan desain interior. Dengan dibarengi peningkatan kualitas, dia meyakini desainer interior Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri saat pasar bebas.
UKKY PRIMARTANTYO
Berita Terpopuler
Penumpang Lion Berpistol, Petugas Klaim Tak Lalai
Besok, SBY Resmikan Dua Proyek Migas
Begini Kronologi Tewasnya Pekerja Freeport
Bila Mutiara Dibeli J Trust, BRI Hormati LPS