TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyatakan biaya airport tax yang termasuk dalam pembelian tiket Garuda Indonesia turut menyumbang kerugian perusahaan pelat merah ini. Awalnya kebijakan itu bertujuan agar penumpang Garuda Indonesia tidak repot membayar airport tax sewaktu di bandara. Namun ternyata kebijakan ini membuat Garuda merugi.
Penyatuan airport tax dan tiket membuat penumpang menganggap harga tiket Garuda Indonesia terlalu mahal. Akibatnya, banyak calon penumpang Garuda yang beralih menggunakan maskapai lain. (Baca: Kenaikan Tarif Batas Atas, Ini Kata Garuda)
Untuk meminimalkan kerugian, dia meminta direksi Garuda melakukan sejumlah penghematan. "Saya minta langkah-langkah penghematan itu bisa mengurangi kerugian Garuda Indonesia hingga setengahnya," ujarnya di kantor Perusahaan Gas Negara di Jakarta Barat, Kamis, 11 September 2014. Penghematan dilakukan, antara lain, dengan mengatur ketinggian terbang pesawat dan menghemat avtur.
Sepanjang semester I-2014, Perseoran membukukan kerugian US$ 211,7 juta atau sekitar Rp 2,43 triliun. Kerugian yang dialami Garuda dipicu oleh beberapa hal, seperti situasi ekonomi dunia yang belum pulih, kenaikan harga bahan bakar minyak, dan depresiasi nilai tukar rupiah hingga 20 persen. Semua hal itu mempengaruhi biaya operasional. Sejauh ini, sekitar 75 persen biaya operasional Garuda dalam bentuk dolar Amerika Serikat.
Di sisi lain, pendapatan operasional sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai US$ 1,73 miliar atau sekitar Rp 19,89 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen dari periode yang sama tahun lalu.
GANGSAR PARIKESIT
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Ahok dan Gerindra | Pilkada oleh DPRD | Haji 2014
Berita terpopuler lainnya:
Adem Sari, Ini Nama Pemain Bola Ganteng Asal Turki
iPhone 6 Cuma Rp 2,3 Juta di Amerika
Norman Kamaru, dari Artis Kini Jadi Tukang Bubur
Jokowi Janji Akan Cukur Biaya Rapat Rp 18 Triliun