TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Bank Internasional Indonesia, Juniman, mengingatkan pemerintah dan Pertamina agar menyiapkan instrumen yang tepat setelah menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram. "Perbedaan harga akan menimbulkan penyelewengan dan penyeludupan gas," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Selasa, 9 September 2014.
Menurut dia, kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram sangat rentan dengan perpindahan konsumsi dari gas elpiji 12 kilogram ke gas elpiji 3 kilogram. Jika pemerintah dan Pertamina tidak menyiapkan instrumen yang tepat untuk menghindari perpindahan itu, kata Juniman, maka biaya subsidi tetap akan membengkak dan Pertamina tidak bisa mengurangi kerugiannya.
Pertamina telah meminta izin kepada pemerintah untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram. Kenaikan harga gas itu agar Pertamina terhindar dari kerugian yang lebih besar.
Juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan pihaknya akan menaikkan harga elpiji 12 kilogram secara bertahap dengan kisaran Rp 1.000-1.500 hingga 2016 mendatang.
Langkah ini dilakukan untuk menghapus kerugian akibat harga jual di bawah harga keekonomian. Dalam perhitungannya, jika kenaikannya sebesar Rp 1.000 per kilogram, Pertamina berpotensi menekan kerugian hingga Rp 80 miliar per bulan.
Hingga semester pertama tahun ini, Pertamina mencatat kerugian sebesar Rp 2,81 triliun. Sedangkan untuk hitungan satu tahun kalender, kerugiannya mencapai Rp 5 triliun. Angka tersebut dihitung pada harga kontrak (contract price) Aramco sebesar US$ 917 per metrik ton.
Pertamina dan pemerintah, kata Juniman, seharusnya belajar dari kasus banyaknya tabung gas elpiji 3 kilogram yang disuntikkan ke tabung gas elpiji 12 kilogram. "Banyak gas elpiji tabung 3 kilogram yang disuntikkan ke tabung 12 kilogram kemudian dijual kembali," tuturnya.
Selain rawan perpindahan konsumsi gas, hal lainnya yang patut diwaspadai oleh pemerintah dan Pertamina ketika menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram ialah adanya penyeludupan. Menurut dia, dengan harga gas yang murah di Indonesia, maka banyak pihak yang tergiur untuk menyeludupkan gas dan menjualnya di luar.
GANGSAR PARIKESIT
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Jero Wacik | Polisi Narkoba | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Murah, Mercy Jadi Mobil Dinas di Kabinet Jokowi
Dana BBM untuk Infrastruktur Tak Masuk Akal
Chairul Tanjung Tolak Proyek Jembatan ke Melaka
Harga Elpiji Naik, Inflasi Terdongkrak 0,1 Persen