TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok perbankan yang tergabung dalam penggunaan anjungan tunai mandiri bersama dan ATM Prima akan menaikkan biaya administrasi pada 1 Oktober mendatang.
Kenaikan tersebut mencapai 50 persen dari biaya sebelumnya, yaitu dari Rp 5.000 menjadi Rp 7.500. Hal tersebut disampaikan oleh Group Head Electronic Banking Group Mandiri Rahmat Broto Triaji saat ditemui di kawasan Wolter Monginsidi, Jakarta, Senin, 8 September 2014. "Uang parkir saja bisa naik, masak untuk ATM tidak bisa," ujar Rahmat.
Rahmat mencontohkan, jika harga ATM Rp 70 juta per unit, dan Bank Mandiri sudah mengeluarkan biaya Rp 21 miliar karena memiliki 3.000 ATM. Belum lagi biaya pemeliharaan ATM per bulannya yang rata-rata mencapai Rp 15 juta. (Baca: Mandiri Klaim Aset Melonjak 19 Persen)
Rahmat menilai wajar kenaikan biaya administrasi penggunaan ATM bersama. Sebab, dalam tujuh tahun terakhir belum ada kenaikan. Belum lagi, menurut dia, bank pun perlu melakukan investasi dan perbaikan operasional.
Juga inflasi dan pembiayaan lain, termasuk dalam pertimbangan kenaikan biaya administrasi ATM bersama. Rahmat mengakui bahwa ada pembagian antara pemilik ATM dan bank yang menjadi tujuan transaksi. Namun ia enggan memaparkan berapa persentasenya. "Kalau pembagian, jelas teknis sekali. Ada yang punya ATM nanti dapat berapa, yang dituju berapa persen, sudah ada ketetapannya," ujarnya.
AISHA SHAIDRA
Berita Terpopuler
Pabrik Gabah Rahmat Gobel Mampu Serap 150 Ribu Ton
Pameran Rumah Murah Akan Digelar di 10 Kota
Lombok Timur Akan Jadi Perkampungan Internasional
Cadangan Devisa Naik, Rupiah Terlemah di Asia