TEMPO.CO, Wellington - Sebanyak sepuluh orang peternak sapi perah asal Indonesia dan dua rang penyuluh peternakan mendapat kesempatan mempelajari teknologi peternakan di Selandia Baru. Pelatihan itu merupakan program Fonterra Dairy Scholarship 2014 di Taratahi Agricultural Training Centre di Masterton.
“Pelatihan ini merupakan kesempatan emas bagi para peternak sapi perah Indonesia untuk mempelajari pengetahuan, keterampilan, teknologi, serta cara-cara terbaik yang dikembangkan oleh Selandia Baru dalam pengelolaan peternakan sapi perah,” kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru, Jose Tavares, dalam keterangan tertulisnya, 1 September 2014. (Baca juga: Juli 2014, Nilai Tukar Petani Naik 0,14 Persen)
Program beasiswa pelatihan ini merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Indonesia, dengan Fonterra. Pelatihan akan berlangsung selama 12 pekan dalam tiga tahap di Indonesia dan Selandia Baru. Sebelum tiba di Selandia Baru, para peserta telah menyelesaikan pelatihan tahap pertama di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak, Batu Raden, Jawa Tengah. (Lihat juga: Pemkab Malang Beli 130 Induk Sapi Perah)
Tahap kedua pelatihan di Selandia Baru telah dilaksanakan di peternakan sapi perah terbesar milik Fonterra di Te Rapa, Waikato, dilanjutkan pelatihan di Pusat Pelatihan Taratahi selama dua pekan. Setelah itu, para peserta akan mempelajari produksi susu berkualitas, pakan berkualitas, manajemen ternak, serta sistem peternakan yang sehat dan efisien selama dua pekan di Universitas Massey.
Pada tahap ketiga para peserta akan kembali ke Balai Pelatihan Batu Raden untuk memperdalam pengetahuan, terutama terkait penerapannya di Indonesia. (Berita lain: Indonesia Kembali Ekspor Kuda).
Menurut data Asosiasi Peternak Sapi Perah Selandia Baru, Dairy NZ, populasi sapi perah di Selandia Baru pada 2012 mencapai 4,6 juta ekor dan per Juni 2012 produksi susu mencapai 19,1 miliar liter.
NATALIA SANTI
Terpopuler :
DPR dan SBY Dilarang Utak-atik RAPBN 2015
Twitter Garap Proyek Penanggulangan Banjir Jakarta
Menteri Chatib Tak Rela Subsidi BBM untuk Si Kaya