TEMPO.CO, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta Kementerian Perhubungan membangun jalur ganda kereta dari Surabaya hingga ke wilayah kerjanya. Menurut dia, jalur ganda Surabaya-Banyuwangi akan meratakan pertumbuhan ekonomi hingga Jawa bagian timur yang selama ini tertinggal. “Saya harap jalur ganda tidak berhenti pada Jakarta-Surabaya,” kata Bupati Anas dalam siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 27 Agustus 2014.
Menurut Bupati Anas, Jawa bagian timur yang disebut sebagai wilayah Tapal Kuda ini memiliki potensi yang besar. Jumlah penduduknya mencapai 9 juta jiwa atau sekitar 24 persen dari total penduduk Jawa Timur dengan produk domestik regional bruto sebesar Rp 155,32 triliun.
Dari aspek industri, kata Anas, 30 persen kontainer di Jawa Timur disumbang oleh daerah-daerah di Tapal Kuda ini. Jumlah kontainer itu akan bertambah setelah kawasan industri PIER di Pasuruan berdiri, yang akan disusul pembangunan Wongsore Industrial Estate di Kabupaten Banyuwangi. “Kalau ada jalur ganda, distribusi logistik akan lebih cepat dan murah,” kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Apalagi di kawasan Jawa bagian timur telah ada dua pelabuhan yang siap melayani ekspor-impor, yakni Pelabuhan Tanjung Tembaga di Probolinggo dan Pelabuhan Tanjung Wangi di Banyuwangi. Selama ini, aktivitas ekspor-impor masih berpusat di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Jalur ganda kereta bisa membuat aktivitas ekspor-impor yang semula berpusat di Surabaya bisa tergeser separuhnya ke Pobolinggo atau Banyuwangi.
Dampak positif pembangunan jalur ganda lainnya yakni tumbuhnya sektor pariwisata. Sebab, saat ini, 85 persen angkutan penumpang berada di jalan. Sedangkan kereta baru dimanfaatkan 6,3 persen penumpang.
Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional IX, Sugeng Trianto, mengatakan jalur ganda Surabaya-Banyuwangi sudah masuk dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Dalam rencana itu, jalur ganda Surabaya-Banyuwangi direncanakan dibangun pada 2021 hingga 2025. “Pembangunan jalur ganda sepanjang 261,8 kilometer,” katanya kepada Tempo.
Menurut dia, pembangunan jalur ganda Surabaya-Banyuwangi lebih mudah daripada di daerah lain dilakukan karena tersedianya lahan. Namun memang masih ada beberapa lahan milik PT KAI yang kini ditempati warga. “Jalur di Gunung Mrawan juga bisa diatasi dengan teknologi.”
IKA NINGTYAS
BERITA TERKAIT:
Jokowi Ketemu Jonan, Apa yang Dibahas?
DKI dan KAI Bahas Izin Proyek Kereta Bandara
Sokong Proyek Bandara, BII Kucurkan Rp 1,5 Triliun
Kereta Bandara Jalur Selatan Dibangun