TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pelarangan penjualan Premium di seluruh SPBU di jalan tol tak cukup efektif menghemat BBM subsidi. Sebab, kenyataannya masyarakat tetap membeli Premium di SPBU yang tersebar sebelum jalan tol. (Baca: Kuota BBM Subsidi Masih 15,5 Juta Kiloliter)
"Setelah kebijakan tersebut kami jalankan, kesimpulannya penghematan hanya sebesar 700 kiloliter per hari," kata Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina (Persero) Hanung Budya di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu, 27 Agustus 2014. (Baca: Harga BBM Naik, Inflasi Melonjak 1 Persen)
Menurut Hanung, tak efektifnya kebijakan tersebut tercermin dari meningkatnya konsumsi Premium di pompa bensin sebelum jalan tol. "Di SPBU luar jalan tol, volume Premium bertambah 700 kiloliter. Ini efek balon saja," ujarnya. (Baca: Jokowi Enggan Tanggapi Rencana Kenaikan BBM)
Hanung mengatakan kebijakan yang diatur dalam surat edaran Kepala BPH Migas tersebut tak mampu menurunkan konsumsi BBM subsidi. Padahal risiko penambahan kuota BBM subsidi masih harus diwaspadai.
Belum lagi kebijakan pengendalian penyaluran kuota BBM subsidi di SPBU dibatalkan. Pertamina menghitung ada potensi over kuota hingga 1,35 juta kiloliter hingga akhir tahun.
Sepanjang tahun ini, jatah Premium bersubsidi mencapai 29,57 juta KL. Jatah tersebut hingga 18 Agustus masih tersisa 10 juta KL. Sedangkan solar dijatah hanya sebesar 15,16 juta KL. Hingga 18 Agustus, sisa kuota solar hanya sebesar 5,5 juta KL.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Prabowo: Kalian Berkhianat? Dapat Apa dari Jokowi?
Ada Ketegangan Selama Prabowo Menonton Putusan MK
Hatta ke Prabowo: Mau Sampai Kapan Begini Terus?
Prabowo Ditemani Tokoh Ini Saat Putusan MK
Kenapa Prabowo Tolak Berpidato Seusai Putusan MK?