TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina mengklaim telah melakukan penghematan yang cukup signifikan selama melakukan pengendalian penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi secara nasional. Pengendalian yang dilakukan sejak 18 Agustus 2014 tersebut mampu menghemat konsumsi Premium sekitar 5-7 persen per hari.
"Bisa mengerem konsumsi Premium sebanyak 5 ribu kiloliter per hari," kata Vice President Fuel Retail Marketing Pertamina Mochamad Iskandar saat ditemui di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2014. Artinya, hingga hari ini, penghematan Premium sudah mencapai 50 ribu kiloliter. (Baca:Jokowi Enggan Tanggapi Rencana Kenaikan BBM)
Iskandar mengatakan konsumsi harian Premium pada kondisi normal mencapai 81.571 kiloliter. Di lain pihak, konsumsi harian solar pada penyaluran normal sebesar 44.784 kiloliter per hari. "Sebenarnya dengan pengendalian tersebut kami sudah hitung kuota bisa cukup hingga akhir tahun," ujarnya.
Namun, sesuai dengan arahan pemerintah, Pertamina kini menormalkan kembali pasokan BBM bersubsidi agar tidak terjadi potensi antrean yang berkepanjangan. Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan normalisasi pasokan BBM sudah dimulai sejak Selasa 26 Agustus 2014 malam. (Baca:Di Bandung, Premium Dibatasi Rp 50 Ribu per Mobil)
Namun demikian, penyaluran tetap akan dilakukan secara terukur dan terarah sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. "Pemerintah akan memutuskan solusi kebijakan yang tidak akan merugikan Pertamina," ujar Ali.
Sepanjang tahun ini, jatah Premium bersubsidi mencapai 29,57 juta kiloliter. Jatah tersebut hingga 18 Agustus masih tersisa 10 juta kiloliter. Adapun solar yang dijatah 15,16 juta kiloliter kini kuotanya hanya tersisa 5,5 juta kiloliter. (Baca:Kuota BBM Subsidi di Jateng-DIY Tinggal 33 Persen)
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler:
Lusa, PTUN Akan Jatuhkan Vonis Gugatan Prabowo
Nazaruddin: Nova Riyanti Juga Istri Anas
Kritik Ahok: Jokowi Lelet Ambil Keputusan
Golkar Terancam Ditinggal Koalisi Pendukung Jokowi
Penolakan Tifatul di Medsos, PKS: Alasannya Apa?
Ahok Diminta Waspadai Serangan PKS