TEMPO.CO, Jakarta - Analis saham dari Asia Financial Network, Agus Susanto, mengatakan penguatan indeks perdagangan saham di Indonesia pada hari ini cenderung tertahan akibat sentimen ketidakpastian sikap The Fed. Apalagi, pada beberapa perdagangan terakhir, IHSG juga relatif tak bisa melejit tinggi. "Karena tidak ada sentimen positif yang signifikan," katanya dalam siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 25 Agustus 2014. (Baca : Tunggu Kabinet Jokowi, Pasar Harap-harap Cemas)
Meski demikian, ia yakin bahwa indeks harga saham gabungan berpotensi mengalami penguatan pada pekan ini. Penguatan indeks ini diprediksi akan berlangsung dalam jangka waktu panjang, yakni hingga satu minggu ke depan. (Baca : Indeks Saham Diprediksi Menguat)
Agus menuturkan, jika investor asing masih membukukan pembelian bersih, artinya optimisme terhadap pasar Indonesia masih tinggi. "Indeks akan menunggu rilis data nasional oleh BPS minggu depan," ujarnya.
Sedangkan bursa Asia diprediksi akan terpengaruh oleh kenaikan pada indeks saham Nikkei. Agus mengungkapkan, perkembangan terakhir menunjukkan adanya pergerakan naik Nikkei sebesar 0,17 persen.
Analis teknik PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya, memprediksi IHSG tak akan jatuh tiga hari setelah putusan Mahkamah Konstitusi ihwal sengketa hasil pemilihan presiden 2014 diketok. Dia mengakui ada isu negatif yang berkembang dan berdampak bagi pasar, namun pasar tetap akan berhasil menguat. "Indeks melakukan manuver normal dengan mencatat koreksi sehat pada penutupan perdagangan di akhir perdagangan pekan lalu," ujar William kepada Tempo, Senin, 25 Agustus 2014.
MAYA NAWANGWULAN
TERPOPULER:
Jokowi Kalah Rapi Ketimbang Paspampres
Unimog Milik Massa Prabowo Harganya Rp 1-2 Miliar
Begini Spesifikasi Calon Tunggangan Jokowi
Partai Pro-Prabowo Mulai 'Bergerilya' Pekan Depan