TEMPO.CO, Jakarta - Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina (Persero) Suhartoko menyatakan bahwa jika pasokan bahan bakar minyak bersubsidi ke stasiun pengisian bahan bakar umum tidak dibatasi, sisa stok BBM bersubsidi nasional hanya cukup sampai 18 hari mendatang. Perhitungan itu didasarkan pada angka konsumsi BBM subsidi di seluruh Indonesia yang mencapai 79-80 ribu kiloliter per hari. "Karena memang jatahnya segitu. Kalau memang ke depan mau diubah lagi kuotanya oleh negara, ya kami buka (pembatasannya)," kata dia saat dihubungi pada Ahad, 24 Agustus 2014. (Baca:BPH Migas: BBM Langka Karena Stok Belum Normal)
Demi menjaga kecukupan stok BBM bersubsidi itu, Suhartoko mengatakan bahwa kuota pasokan di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi dibatasi. Pembatasan itu untuk mencapai target penurunan konsumsi Premium sebanyak 5 persen per hari dan 20 persen per hari untuk solar. Ia membenarkan pembatasan distribusi BBM subsidi sesuai kuota pasti akan berimbas pada antrean panjang di SPBU atau BBM yang habis sebelum 24 jam. "Yang membeli kan enggak dibatasi, sedangkan pasokannya dibatasi. Bisa jadi ke depan habisnya lebih siang lagi," katanya.
Pertamina melakukan pengaturan BBM bersubsidi secara prorata sesuai alokasi volume BBM bersubsidi untuk masing-masing SPBU dan lembaga penyalur lainnya sejak Senin, 18 Agustus 2014 lalu. Menurut Suhartoko, Pertamina memasok BBM subsidi ke SPBU per hari sesuai kuota. "Meskipun kuota habis dalam waktu singkat, Pertamina tak bisa menambah pasokan lagi," ujar dia. (Baca:BPH Migas: Kuota BBM Subsidi Tak Bisa Ditambah)
Lewat siaran pers kemarin, Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan terjadinya antrean dan habisnya BBM subsidi lebih cepat dari biasanya merupakan konsekuensi dari pembatasan volume BBM subsidi oleh pemerintah. Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan 2014, kuota BBM subsidi yang sebelumnya 48 juta kiloliter sampai akhir tahun dipotong jadi 46 juta kiloliter. Volume itu tak boleh lebih. "Habisnya alokasi harian BBM bersubsidi di SPBU pada sore hari merupakan konsekuensi logis dari pengaturan penyaluran BBM bersubsidi sesuai dengan sisa kuota yang telah ditetapkan dalam UU APBN-P 2014," katanya.
Sebelumnya, dilaporkan telah terjadi antrean panjang di sejumlah SPBU di jalur pantai utara Jawa, seperti Cirebon, Kuningan, Tegal, Cirebon dan Brebes. Untuk mendapatkan bahan bakar Premium atau solar, pengendara harus mengantre lebih dari tiga jam. Bahkan di Kuningan, sebuah bus Patas harus mengantre solar selama lima jam karena jalur pengisian disesaki kendaraan roda dua. Selain antrean panjang, dilaporkan juga bahwa Premium dan solar kerap habis lebih awal. (Baca:Organda Minta Pembatasan BBM Dihentikan)
KHAIRUL ANAM