TEMPO.CO, Surabaya - Meski konsumsi semen relatif stagnan, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk mencatat kenaikan penjualan domestik sebesar 0,3 persen. Hingga Juli 2014, terdapat peningkatan penjualan menjadi 14,42 juta ton dibanding tahun 2013 yang sebesar 14,37 juta ton.
"Penjualan semen menurun, terpengaruh oleh pemilu legislatif serta pilpres. Itu mengakibatkan aktivitas konstruksi terhenti," kata Direktur Keuangan Semen Indonesia Ahyanizzaman di Surabaya dalam siaran pers tertulis, Kamis, 21 Agustus 2014.
Selain itu, kata Ahyanizzaman, libur Lebaran sepanjang dua minggu menyebabkan aktivitas logistik terhenti. Kendaraan besar pengangkut barang nonlogistik, seperti semen, pun dilarang beroperasi di jalan raya selama arus mudik dan balik. (Baca: Bank Mandiri Sokong Pembangunan Pabrik Semen)
Meski penjualan relatif stagnan, Semen Indonesia mencetak laba bersih sebesar Rp 2,78 triliun pada semester I-2014. Nilai ini meningkat 8,61 persen dibanding periode yang sama tahun 2013 yang sebesar Rp 2,56 triliun. "Pendapatan juga meningkat 12,8 persen atau Rp 12,88 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 11,42 triliun," imbuh Ahyanizzaman. (Baca:Industri Semen Nasional Tergerus Produk Impor)
Menurut Ahyanizzaman, penjualan terbesar Semen Indonesia ditopang oleh Semen Gresik sebesar 7,8 juta ton, atau naik 4,2 persen dibanding tahun lalu yang sebesar 7,49 juta ton. Penjualan tertinggi berikutnya dicatat oleh Semen Tonasa, yakni 2,92 juta ton atau naik 0,6 persen dibanding tahun lalu yang sebesar 2,9 juta ton. Sebaliknya, penjualan Semen Padang mengalami penurunan sebesar 7,1 persen, dari 3,99 juta ton pada tahun lalu menjadi 3,69 juta ton. "Tapi market share kami masih sebesar 44 persen," katanya. (Baca:Semen Indonesia Bagikan Dividen Rp 2,42 triliun)
Ahyanizzaman menambahkan, kini Semen Indonesia berfokus membangun dua pabrik Semen di Padang dan Rembang. Masing-masing pabrik berkapasitas 3 juta ton per tahun dengan konsep ramah lingkungan. Nilai investasi untuk pabrik di Rembang sekitar Rp 3,717 triliun. "Sedangkan untuk pabrik Indarung VI Padang mencapai Rp 3,25 triliun," katanya.
ARTIKA RACHMI FARMITA
Terpopuler:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Putusan MK, 100 Ribu Massa Pro-Prabowo Geruduk MK
Pencoblosan Ulang Tak Ubah Kemenangan Jokowi-JK
Perlakuan ISIS ke Perempuan dan Anak-anak Yazidi
Kubu Prabowo Masih Yakin Bisa Menang