TEMPO.CO, Sidoarjo - Kopi Mahkota Raja dikenal sebagai kopi produksi pesantren. Dalam dua tahun, persebaran kopi ini mampu menembus pasar internasional. Adalah KH M. Zakki Mukmin, pengasuh Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Agrobisnis dan Agroindustri, Sidoarjo, yang menjadi pendorong pesantren berbasis kewirausahaan.
"Kami mencoba membuat inovasi baru untuk pesantren," kata Zakki kepada Tempo di kediamannya, Ahad, 17 Agustus 2014. Rahasia dari kopi Mahkota Raja hingga dapat menembus pasar dunia, menurut Zakki, tak lepas dari doa.
"Blend doa merupakan salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk kopi lain," kata Zakki. Pada proses pembuatannya, dia menjelaskan, setelah digoreng dan dibawa ke pesantren, langsung dilakukan proses riyadhah oleh para alim ulama beserta santri-santri yang hafidh membaca manakib.
Setelah itu mereka melakukan khatam Al-Quran untuk menguatkan doanya. "Proses ini kami lakukan selama empat zaman," ujar Zakki. Dengan adanya doa dalam setiap kopi yang diminum, Zakki berharap kopi ini mampu membawa kebaikan bagi diri mereka sehingga dapat bermanfaat bagi sesamanya dan orang lain.
Seorang santri yang hafidh sekaligus wirausaha di pesantren itu, Agusde Putra, 20 tahun, berpendapat bahwa yang membuat pemasaran kopi Mahkota Raja tokcer adalah doa para santri dan kiai. Dengan kekuatan doa itu diharapkan bisa menjadi obat seluruh penyakit masyarakat, termasuk penyakit hati yang jarang bisa diobati oleh manusia. "Obat doa inilah yang paling ampuh dan menjadi laris," katanya.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Kubu Prabowo: Masih Cukup Waktu untuk Pemilu Lagi
Tim Transisi: Gerak Jokowi Terkunci RAPBN 2015
Seumur Hidup Michael Owen Cuma Nonton 5 Film