Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Utang Negara Belum Bisa Disebut Aman  

image-gnews
Presiden SBY dan Wapres Boediono. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Presiden SBY dan Wapres Boediono. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jumat, 15 Agustus 2014, yang menyatakan utang negara saat ini dalam situasi yang aman dikritik oleh pengamat ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Latif Adam. Menurut dia, aman-tidaknya utang negara tidak dapat dilihat dari produk domestik bruto (PDB) saja.

Latif membenarkan pidato Presiden yang menyatakan kini posisi rasio utang terhadap PDB hanya sekitar 23 persen. Angka ini secara normatif memang dinilai aman, yaitu di bawah 30 persen. Namun, hal ini perlu ditanggapi lebih kritis melihat ukuran anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang riskan.

Menurut Latif, saat ini APBN mengalami defisit primer sekitar Rp 44 triliun. Artinya, negara tidak mampu membayar bunga dan cicilan utang. Latif melihat bahwa utang negara lebih banyak digunakan untuk menutup utang sebelumnya. “Bayar bunga dan cicilan saja tidak mampu. Artinya volume utang membesar. Istilahnya gali lubang tutup lubang, hal ini yang perlu diwaspadai,” ujarnya saat dihubungi, Jumat, 15 Agustus 2014.

Namun Latif mengapresiasi pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada 2014. Dia memprediksi angka utang terhadap PDB akan mengecil pada tahun depan. Namun hal ini tergantung pada pertumbuhan ekonomi yang kini sulit mencapai angka 5,5 persen dan struktur APBN yang perlu dibenahi lagi. "Pertumbuhan ekonomi akan meningkat dengan indikator angka PDB mengecil, namun tergantung apakah APBN masih mengalami defisit atau tidak," ujarnya. (Baca: SBY Klaim Cetak Prestasi Ekonomi Tertinggi )

Menurut Latif, upaya konkret yang dapat dilakukan untuk memperkecil utang adalah dengan memprioritaskan perubahan struktur APBN agar lebih efektif dan produktif. Ia mengambil contoh pemangkasan subsidi bahan bakar minyak yang mampu meningkatkan penerimaan baik dari pajak maupun dividen badan usaha milik negara. (Baca:Kinerja Perusahaan Tergerus Utang Luar Negeri )

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan utang negara saat ini dalam situasi yang jauh lebih aman dengan posisi rasio utang terhadap produk domestik bruto hanya sekitar 23 persen. "Utang adalah faktor penting karena berkaitan dengan rasa percaya diri dan harga diri suatu bangsa," kata Presiden Yudhoyono ketika menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang bersama DPR dan DPD di Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2014.

CANTIKA BELLIANDARA


Terpopuler:
Ketua Gerindra Laporkan Metro TV, Detik, dan Tempo
Dahlan Iskan: Ignasius Jonan Cocok Jadi Dirut PLN
Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono
Rumah Novela Dirusak karena Apa? 
Tim Prabowo Nilai Ajakan Bupati Dogiyai Keliru 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

23 hari lalu

Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

Jubir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, yakin utang pemerintah mencapai Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024 masih tergolong aman.


Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

26 hari lalu

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen, saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Selasa, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.


Terpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong

27 hari lalu

National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat menyoroti perubahan kawasan hutan di Kalimantan setelah adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Foto : NASA
Terpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong

NASA dalam foto satelitnya menyoroti deforestasi yang terjadi di IKN.


Utang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi

27 hari lalu

Utang pemerintah menembus rekor tertinggi, mencapai Rp 8.253,09 triliun per Januari 2024.
Utang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi

Utang pemerintah di era Jokowi menembus rekor tertinggi, mencapai Rp 8.253,09 triliun per Januari 2024.


Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat

27 hari lalu

Gedung Kementerian Keuangan atau Kemenkeu. Dok TEMPO
Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Diklaim Aman, Politikus PKS: Beban Bunga Meningkat

Anggota Komisi XI DPR, Ecky Awal Mucharam, menyoroti utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024 yang disebut aman oleh Kementerian Keuangan.


Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB

28 hari lalu

Ilustrasi Hutang. shutterstock.com
Kemenkeu Sebut Utang Pemerintah Rp 8.253 Triliun Masih Aman, Ekonom: Tidak Cukup Lihat dari Rasio terhadap PDB

Kemenkeu menyebutkan utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun masih dalam rasio aman, karena di bawah ambang batas 60 persen PDB. Bagaimana pendapat ekonom?


Terpopuler: Dana BOS untuk Biayai Program Makan Siang Gratis Prabowo, Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta Utang Pemerintah

28 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mencicip makanan saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis 29 Februari 2024. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Terpopuler: Dana BOS untuk Biayai Program Makan Siang Gratis Prabowo, Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta Utang Pemerintah

Berita terpopuler bisnis pada Kamis, 29 Februari 2024 dimulai dari sumber pos anggaran untuk membiayai program makan siang gratis pada 2025.


Utang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Ekonom: Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta

28 hari lalu

Ilustrasi Hutang. shutterstock.com
Utang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Ekonom: Tiap Orang Tanggung Rp 30,5 Juta

Ekonom Celios Bhima Yudhistira memperkirakan beban utang yang ditanggung warga, dari utang pemerintah sebesar Rp 8.253 triliun per 31 Januari 2024


Utang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Terkendali

29 hari lalu

Gedung Kementerian Keuangan atau Kemenkeu. Dok TEMPO
Utang Pemerintah Naik jadi Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Terkendali

Kemenkeu angkat bicara soal utang pemerintah yang mencapai Rp 8.253,09 triliun atau 38,75 persen dari PDB per 31 Januari 2024.


Pemerintah Lelang Surat Utang Negara Rp 24 T, Peminat Nyaris Tiga Kali

30 hari lalu

Surat Utang Negara adalah surat berharga berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh pemerintah. Berikut ulasannya. Foto: Canva
Pemerintah Lelang Surat Utang Negara Rp 24 T, Peminat Nyaris Tiga Kali

Total minat lelang Surat Utang Negara pada 27 Februari 2024 mencapai Rp 61,04 triliun. Minat investor meningkat dibandingkan lelang sebelumnya yang hanya Rp 52,63 triliun.