TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Indonesia telah mengalami transformasi pada abad ke-21. Menurut dia, transformasi ini terjadi sepanjang 69 tahun kemerdekaan Indonesia. (Baca juga: Kelas Menengah Jadi Penentu Capres 2014)
"Dari bangsa yang sewaktu merdeka sebagian besar penduduknya buta huruf, rakyat Indonesia kini mempunyai sistem pendidikan yang kuat dan luas. Mencakup lebih dari 200 ribu sekolah, tiga juta guru, dan 50 juta siswa," kata Presiden SBY saat sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah di gedung DPR, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2014. (Baca juga: Wamenkeu: Indonesia Berpendapatan Tinggi 2030)
Indonesia, kata SBY, juga telah berubah dari bangsa yang tadinya terbelakang di Asia, menjadi bangsa dengan penduduk yang didominasi oleh kelas menengah. Indonesia menempati posisi ekonomi ke-16 terbesar dunia. "Bahkan menurut Bank Dunia, Indonesia telah masuk dalam 10 besar ekonomi dunia jika dihitung dari purchasing power parity," ujarnya.
Selain itu, dia melanjutkan, Indonesia telah berubah dari bangsa yang seluruh penduduknya miskin pada 1945. Namun kini pertumbuhan kelas menengah di Indonesia adalah yang tercepat di Asia.
Menurut Presiden Yudhoyono, Indonesia juga telah berubah dari bangsa yang kerap jatuh bangun diterpa badai politik dan ekonomi. Kini Indonesia berhasil menjadi bangsa demokrasi ketiga terbesar di dunia. "Pendek kata, setelah hampir tujuh dekade merdeka, Indonesia di abad ke-21 terus tumbuh menjadi bangsa yang semakin bersatu, semakin damai, semakin makmur, dan semakin demokratis," kata Presiden.
Dia mengatakan semua hal yang telah dicapai Indonesia sebagai bangsa sebenarnya bukan monopoli siapa pun. Semua itu, kata SBY, adalah kulminasi gabungan dan kerja keras seluruh generasi, dari era Sukarno, Soeharto, B.J. Habibie, Megawati Soekarnoputri, dan era SBY. "Insya Allah, ke depan, akan dilanjutkan di era presiden Indonesia ketujuh dan presiden-presiden berikutnya," ucapnya.
PRIHANDOKO
Berita Terpopuler
Dahlan Iskan: Ignasius Jonan Cocok Jadi Dirut PLN
Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono
4 Mahasiswa DO Indonesia Tewas Saat Bantu ISIS
Ketua Gerindra Laporkan Metro TV, Detik, dan Tempo
Rumah Novela Dirusak karena Apa?