TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih bergerak mendatar merespons ketegangan militer di Ukraina yang terus mereda. Setelah memulangkan pasukannya dari perbatasan Ukraina timur, tindakan pemerintah Rusia, yang justru mengirimkan bantuan kemanusiaan ke sana, menguatkan ekspektasi bahwa konflik bersenjata tersebut akan segera berakhir.
Pada Selasa, 12 Agustus 2014, rupiah melemah tipis 11,2 poin (0,1 persen) pada level 11.688,7. Analis valuta asing, Lindawati Susanto, mengakui laju pergerakan kurs regional dan rupiah masih dipengaruhi oleh ketegangan Ukraina yang mereda. Tingkat ketidakpastian global, yang dianggap mulai berkurang, membuat investor tak ragu mengakumulasi aset-aset negara berkembang yang lebih berisiko. “Meredanya situasi di Ukraina membuat rupiah masih mampu bergerak mendatar,” ujarnya. (Baca juga: Menkeu: Subsidi BBM Turun, Defisit APBN 2015 Terpangkas)
Menurut Lindawati, rupiah juga diuntungkan oleh situasi politik di dalam negeri. Keterangan saksi kubu Prabowo, yang lemah dalam sengketa pemilihan umum presiden, membuat banyak pihak memprediksi pemilihan presiden akan dimenangi Joko Widodo. Pertemuan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, dengan Jokowi yang berlangsung tiga jam bahkan menyebabkan sebagian investor meyakini Jokowi bakal menjadi presiden. “Laju rupiah masih merespons sentimen pilpres,” tuturnya. (Baca juga: Aksi Beli Berlanjut, Pergerakan IHSG Positif).
Dari luar negeri, arah penguatan dolar sebenarnya didukung oleh kekhawatiran krisis keuangan Eropa yang kembali menguat. Sikap bank sentral Portugal, yang berniat mengurangi dana talangan untuk penyelamatan Banco Esprito yang sedang mengalami kesulitan keuangan, membuat investor khawatir akan potensi terjadinya krisis perbankan. Seperti diketahui, bank sentral menurunkan dana talangan Banco Esprito dari 4,9 miliar menjadi 3,9 miliar euro. (Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas Pekan Ini).
Meski demikian, akibat masih minimnya rilis data ekonomi Amerika Serikat, laju dolar masih berpeluang berbalik arah. Pasalnya, dengan semakin meredanya eskalasi geopolitik global, investor kembali optimistis mengumpulkan portofolio keuangan yang berisiko. Pada hari ini, Rabu, 13 Agustus 2014, rupiah pun diprediksi masih akan bergerak konsolidatif pada kisaran level 11.650-11.800 per dolar.
MEGEL JEKSON
Berita Terpopuler
Gabung ISIS, Teroris Bom Bali Ini Tewas
Mengapa Pendukung Prabowo Berani Mengancam?
Robin Williams Alami Depresi, Diduga Bunuh Diri
Lima Peran Robin Williams yang Tak Terlupakan