TEMPO.CO, Brebes - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan kondisi Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa sudah krisis. "Dalam kondisi jalan mulus saja rawan macet. Harus ada solusi lain, yaitu jalan tol," kata Djoko saat menghadiri acara pencanangan pembangunan jalan tol ruas Pejagan-Pemalang di Desa Pejagan, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, pada Rabu, 23 Juli 2014.
Djoko mengatakan jalan tol ruas Pejagan-Pemalang itu merupakan bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa yang diharapkan dapat menunjang Jalur Pantura. Sebab, Jalur Pantura merupakan salah satu jalur ekonomi yang sangat strategis di Indonesia. "Lalu lintas di Jalur Pantura sudah sangat padat. Sulit untuk melakukan pelebaran jalan, mengingat aktivitas penduduk di sekitarnya," ujarnya.
Pembangunan jalan tol yang melintasi wilayah Kabupaten Brebes, Tegal, Kota Tegal, dan Pemalang itu dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol PT Pejagan Pemalang Tol Road. Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ruas Pejagan-Pemalang ditandatangani pada 21 Juli 2006 dan telah diamandemen pada 7 Juli 2011.
Panjang total jalan tol Pejagan-Pemalang itu 57,5 kilometer dan terbagi dalam empat seksi. Seksi pertama (Pejagan-Brebes Barat) sepanjang 14,2 kilometer. Seksi kedua (Brebes Barat-Brebes Timur) sepanjang enam kilometer. Seksi ketiga (Brebes Timur-Tegal Timur) sepanjang 10,4 kilometer. Seksi keempat (Tegal Timur-Pemalang) sepanjang 26,9 kilometer.
Djoko berujar pembangunan jalan tol Pejagan-Pemalang yang terhubung dengan jalan tol Kanci-Pejagan itu membutuhkan biaya investasi Rp 4,08 triliun. "Seksi pertama dan kedua ditargetkan selesai pada 2016. Tapi kalau dikebut bisa dibuka pada akhir 2015," ujarnya.
Djoko menambahkan, jalan tol yang didesain dengan kecepatan rencana 120 kilometer per jam itu akan menggunakan perkerasan kaku (rigid pavement) dengan jumlah jalur 2 x 2 lajur pada tahap awal dan 2 x 3 lajur pada tahap akhir.
Direktur Utama PT Waskita Karya M. Choliq mengatakan proses pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol seksi pertama dan kedua sudah mencapai 95 persen. "Sisanya sudah dalam proses pembebasan," kata Choliq. Ditargetkan, seluruh pembebasan tanah itu selesai pada akhir triwulan ketiga atau September 2014. "Sehingga pengadaan tanah untuk jalan tol seksi ketiga dan keempat dapat segera dimulai," ujarnya.
Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono berharap Kementerian Pekerjaan Umum segera merealisasikan pembangunan jalan tol di wilayah Jateng yang lain, seperti jalan tol Batang-Semarang, Semarang-Kudus, Yogya-Bawen, dan Solo-Yogya. “Semuanya merupakan sentral perekonomian di Jateng,” kata Sri mewakili Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
DINDA LEO LISTY