TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan hari ini sempat diwarnai kenaikan signifikan. IHSG sempat naik ke level 5.138, tetapi pada sesi pertama hari ini ditutup pada posisi 5.107. Menurut analis PT Pemeringkat Efek Indonesia, Achmad Kurniawan Sudjatmiko, kenaikan tersebut dipicu oleh adanya euforia setelah Jokowi terpilih sebagai presiden baru Indonesia. “Kemudian IHSG merosot karena ada aksi ambil untung,” ujarnya ketika dihubungi, Rabu, 23 Juli 2014.
Menurut Achmad, IHSG kemarin anjlok karena Prabowo menyatakan tidak menerima apa pun hasil pemilu yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum, sehingga menimbulkan ketidakpastian. Walhasil, IHSG turun sampai 2 persen. Achmad khawatir ketidakpastian tersebut akan berlangsung lama. (Baca juga: Putusan KPU Sahih, Rupiah dan Saham Bakal Stabil)
Achmad mengatakan pernyataan pakar hukum bahwa penolakan Prabowo tidak akan mengubah legalitas kemenangan Joko Widodo sebagai presiden membuat IHSG dalam posisi hijau. Meski Prabowo akan menggugat ke Mahkamah Konstitusi, menurut dia, pasar tidak akan terpengaruh.
Dia berpendapat, KPU sudah bekerja dengan baik dan transparan. Pasar sudah meramalkan bahwa putusan MK tidak akan mengubah hasil pemilu. “Menurut saya, bukti-bukti yang akan diajukan ke MK kurang kuat. Semoga saja tidak ada efek yang membuat pasar bergejolak,” ujarnya. (Lihat juga: Hasil Pemilu Sesuai Harapan, IHSG Langsung Rebound)
Fluktuasi IHSG, menurut dia, lebih disebabkan oleh beberapa harga saham sudah mencapai harga yang relatif mahal, sehingga terdapat titik jenuh dan membuat para pemain pasar modal cukup berhati-hati. Dia memprediksi hari ini IHSG akan ditutup pada level 5.100 -5.125.
HERMAWAN SETYANTO
Terpopuler :
Indeks Saham Anjlok karena Pernyataan Prabowo
Rupiah Keok Terpukul Efek Prabowo
Euforia Bursa Saham Akan Sambut Kemenangan Jokowi