TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Universitas Indonesia, Anton Gunawan, menyatakan saat ini BI Rate masih 7,5 persen. "Kalau dilihat dari forecast (perkiraan) Bank Mandiri, sih, akan tetap. Tidak ada kenaikan atau penurunan. BI Rate bisa tetap di 7,5 persen atau sedikit lebih rendah asal tingkat inflasi berada di kisaran 4-5 persen, " ujarnya saat dihubungi Tempo, Kamis, 10 Juli 2014.
Anton menjelaskan, naik atau tidaknya suku bunga acuan tersebut tergantung pada keputusan pemerintah ihwal harga bahan bakar minyak. Jika pemerintah menaikkan harga BBM, ada kemungkinan BI Rate akan dinaikkan. Sebab, diperkirakan inflasi saat itu akan berada di kisaran 1,3-2 persen. (Baca juga : Utang Luar Negeri Naik, BI Dorong Hedging)
"Saat ini ancaman inflasi masih ada, salah satunya akibat El Nino. Pertumbuhan dana pihak ketiga juga cenderung melambat, sehingga Bank Indonesia harus berhati-hati dalam menetapkan suku bunga acuannya," tuturnya.
Dia juga menyebutkan setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan dari sisi moneter yang membuat Bank Indonesia sepertinya akan tetap mempertahankan suku bunga acuan. Pertama, tingkat suku bunga riil. Inflasi hingga akhir tahun diprediksi berada di kisaran 5,6 persen (yoy) dengan asumsi tidak ada kenaikan harga BBM. (Lihat juga : Keputusan Soal BI Rate Memenuhi Harapan Pelaku Pasar)
Hari ini Dewan Gubernur BI akan melakukan rapat bulanan untuk menentukan BI Rate. Untuk diketahui, BI sudah mempertahankan level BI Rate sebesar 7,5 persen sejak delapan bulan lalu atau sejak November 2013. Pada Oktober 2013, BI Rate berada di level 7,25 persen.
AYU WANDARI
Terpopuler :
Jokowi Menang, Indeks Bisa Tembus 5.200
Hidayat: Investor Cemas Hasil Pemilu Beda Tipis
Hidayat: Presiden Baru Harus Naikkan Harga BBM