TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengisyaratkan akan melakukan impor beras menyusul turunnya angka ramalan I produksi beras yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi telah menginstruksikan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menjaga pasokan beras. (Baca juga : Indonesia Masih Impor Beras Ketan)
"Saya sudah mengarahkan Direktur Utama Bulog agar mengantisipasi turunnya produksi padi sesuai ramalan BPS," kata Lutfi kepada wartawan di kantornya, Rabu, 2 Juli 2014.
Sayangnya Lutfi menolak menjelaskan kebijakan pemerintah dalam mengimpor beras. Dia menolak membeberkan rencana volume impor, harga yang ditetapkan, dan waktu pelaksanaan impor beras. "Saya mohon diskresi ini berada di tangan pemerintah untuk menjaga stabilitas agar tidak terkontaminasi spekulan yang ada," katanya.
Menurut dia, yang terpenting saat ini adalah pemerintah sudah mengambil langkah antisipasi atas ramalan tersebut. Pemerintah sadar pada saat yang bersamaan ada pula efek El Nino atau kekeringan yang berdampak moderat. "Kami sudah antisipasi dan kasih arahan untuk sewaktu-waktu terjadi spekulasi terhadap masalah itu karena sifat beras ini jauh lebih berbahaya dibandingkan komoditas lainnya," ujarnya.
BPS merilis angka ramalan I produksi beras 2014 sebesar 69,87 juta ton. Produksi beras mungkin turun 1,98 persen dari pencapaian tahun lalu sebanyak 71,28 juta ton. Perkiraan produksi ini pun lebih rendah 4,48 persen dibanding target produksi pemerintah sebesar 73 juta ton. Angka ramalan ini diperoleh dari perhitungan produksi riil selama Januari-April, ditambah dengan angka perkiraan Mei-Desember 2014.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Newmont Resmi Gugat Pemerintah ke Arbitrase
Trik SBY Agar Tak Kena Tilang Polisi
Diminta Pilih Nomor Satu, Maher Zain Pilih Senyuman
Pacu Iklan, Twitter Akuisisi TapCommerce