TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berharap perbaikan struktur neraca perdagangan akan terus terjadi pada bulan-bulan mendatang. Terutama peningkatan kinerja perdagangan non-migas yang ditargetkan mencapai US$ 190 miliar hingga akhir tahun 2014.
"Saya harapkan secara total sepanjang 2014 ini terjadi surplus, terutama dengan perbaikan ekspor konsentrat dan tembaga di paruh kedua, serta sektor industri baru seperti otomotif," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu, 2 Juli 2014. (Baca: Sesuai Prediksi, Neraca Perdagangan Surplus Tipis)
Menurut Lutfi, ada potensi negosiasi ihwal izin ekspor konsentrat tembaga dan emas rampung dalam waktu dekat. "Biasanya di akhir-akhir negosiasi itu ada banyak kejutan. Ini yang mudah-mudahan bisa segera diselesaikan sehingga stok konsentrat bisa diekspor," tuturnya.
Ia menghitung, konsentrat emas dan tembaga yang sudah tersedia di tambang jumlahnya cukup besar, yakni mendekati US$ 1 miliar. "Saya merasa komitmen pemerintah untuk hilirisasi ini di satu sisi bisa berhasil memperbaiki neraca perdagangan kita sampai akhir tahun," katanya. (Baca: Kuartal I, Ekspor Turun 2,63 Persen)
Lutfi menambahkan, sepanjang Mei ini, perdagangan non-migas sudah menunjukkan kinerja yang lebih baik, bahkan lebih baik dibanding prediksi sebelumnya. Pada Mei, surplus perdagangan non-migas mencapai US$ 1,4 miliar. Hal ini dipicu oleh kenaikan ekspor non-migas mencapai US$1 2,45 miliar atau naik 6,95 persen, sementara impornya turun hingga 12 persen menjadi US$ 11,05 miliar.
Kemarin, Badan Pusat Statistik menyatakan neraca perdagangan pada Mei mengalami surplus US$ 69,9 juta. Dari sisi volume, neraca perdagangan surplus sebesar 35,25 juta ton. Kinerja perdagangan pada Mei ini lebih baik dibanding neraca perdagangan pada April yang mncatatkan defisit US$ 2 miliar.
AYU PRIMA SANDI
Berita terpopuler:
Newmont Resmi Gugat Pemerintah ke Arbitrase
Renegosiasi Gas Tangguh Dongkrak Penerimaan Negara
Harga Anjlok, Petani Sumenep Sedekahkan Cabai