TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mencatat bahwa konsumsi kopi orang Indonesia terus naik sejak tahun empat tahun silam. Hal ini terungkap dari hasil survei asosiasi terkait kebutuhan kopi yang naik sebesar 36 persen sejak tahun 2010 hingga 2014.
Anggota Kompartemen Industri dan Kopi Spesialti AEKI Moelyono Soesilo menjelaskan kenaikan tersebut turut dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang memicu kemunculan masyarakat kelas menengah. “Masyarakat kelas menengah ini memiliki gaya hidup yang bermacam-macam, salah satunya mengkonsumsi kopi di kedai-kedai kopi modern,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Senin, 30 Juni 2014.
Menurut data AEKI, pada 2010 konsumsi kopi Indonesia mencapai 800 gram per kapita dengan total kebutuhan kopi mencapai 190 ribu ton. Sedangkan pada 2014, konsumsi kopi Indonesia telah mencapai 1,03 kilogram per kapita dengan kebutuhan kopi mencapai 260 ribu ton. (Baca: Sebulan Terakhir, Konsumsi Kopi Melesat 30 Persen)
Moelyono juga menyampaikan bahwa konsumsi kopi orang Indonesia ditargetkan meningkat dalam dua tahun ke depan seiring pertumbuhan ekonomi yang mendorong kenaikan jumlah masyarakat kelas menengah. “Pada 2016 ditargetkan konsumsi kopi mencapai 1,15 kilogram per kapita, di mana kebutuhan kopi saat itu diprediksi mencapai 300 ribu ton,” tuturnya.
Di lain pihak, harga biji kopi terus naik seiring dengan tren harga komoditas tersebut di bursa global. Di dalam negeri kenaikan harga biji kopi di sejumlah gerai lokal mencapai kisaran 10-20 persen. “Harga bahan dasar kopi naik sejak enam bulan lalu. Akibatnya harga minuman disesuaikan sekitar 10 persen. Kenaikan perlahan agar pelanggan tak kaget,” ujar Kiky, barista di The Coffee Bean, Gandaria City, Jakarta Selatan. (Baca: Kenaikan Harga, Starbucks: Hanya Kopi Tertentu)
Baca juga:
Gerai kopi lokal lain yang juga mengalami kenaikan adalah Coffee Toffee. Mengandalkan biji kopi lokal dari Surabaya, Coffee Toffee menaikkan harga Rp 1.000-2.000 per gelas berukuran 250 ml.
RAYMUNDUS RIKANG R.W | PRASETYO DHARMA
Berita terpopuler:
Tren Harga Emas Dunia Terus Menurun
Pengamat: Konsep Mobnas dan LCGC Salah Kaprah
Rupiah Tembus 12 Ribu per Dolar AS. Apa Sebabnya?
KKP Dongkrak Devisa dengan Udang Super Intensif