TEMPO.CO, Makassar - PT Pos Indonesia (Persero) berencana membeli pesawat yang akan dijadikan angkutan barang khusus untuk melayani darah di Indonesia timur. Saat ini proses pembelian masih dalam tahap evaluasi. "Jika menguntungkan, kami akan beli," kata Onni Hadiono, Manager Penjualan PT Pos Indonesia, seusai pelatihan bisnis online di Hotel Singgasana, Rabu, 25 Juni 2014.
Dia mengatakan jumlah angkutan barang ke wilayah timur semakin besar. Untuk mengurangi biaya produksi, Pos juga harus mengurangi biaya sewa. Sebelumnya, Pos telah melakukan perjanjian kerja sama dengan Merpati Airlines. Namun, karena Merpati tutup, Pos beralih ke Trigana Air. "Setelah membeli pesawat, pengelolaannya akan diserahkan ke Trigana Air. Tapi kerja sama sebelumnya dengan Trigana tetap jalan," ujar Onni.
Untuk melayani kawasan Indonesia timur, tutur dia, untuk tahap awal, Pos akan mengoperasikan dua pesawat. Jadi, ke depan harus ada penambahan pesawat. Namun Onni belum bersedia menyebutkan jumlah pesawat dan nilai investasinya.
Kepala PT Pos Indonesia Wilayah X Makassar Suryadi mengatakan jumlah pengiriman dokumen saat ini meningkat sampai 23 persen. Dengan begitu, kebutuhan akan jasa angkutan juga otomatis semakin besar. Apalagi Pos sudah fokus ke usaha online yang banyak sekali transaksi barang dan membutuhkan jasa pengiriman yang aman. "Makanya, Pos berusaha masuk ke bisnis ini," ujar Suryadi.
Perusahaan yang wilayah kerjanya meliputi Sulawesi dan Maluku menargetkan pertumbuhan bisnis online yang dilakukannya bisa tumbuh 26-30 persen tahun ini. Meningkat dibanding tahun lalu yang tumbuh sekitar 27 persen.
Sebelumnya, Manajer Kinerja dan Administrasi Pengelolaan Penjualan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Area X Penjualan Makassar Yonathan Barung mengatakan, dalam menjalankan bisnis online, Pos telah mendirikan galeri untuk menampung puluhan produk dari sekitar 20 perusahaan di Kota Makassar. Kebanyakan pemesan produk dari galeri Pos adalah pembeli dari daerah timur seperti Papua. "Makassar sudah menjadi gudang distribusi pasar online kawasan timur," tutur Yonathan.
Setiap bulan tercatat sekitar 600 transaksi dari pasar online khusus untuk Makassar dengan berbagai jenis barang, seperti alat olahraga, pakaian, dan produk kerajinan. Memasuki bulan puasa, transaksi online ini diperkirakan akan meningkat 30 persen. "Tapi, jika dibandingkan dengan pasar konvensional, kontribusi bisnis online masih sekitar 10 persen," ujarnya.
Adapun untuk jasa pengiriman barang melalui sistem konvensional atau bukan online pada Januari-Mei 2014, Pos memperoleh pendapatan Rp 8 miliar. Sekitar 70 persen disumbang oleh pengiriman barang. Sisanya, 30 persen, dari dokumen. "Pengiriman kami lebih banyak menggunakan pesawat udara agar barang cepat sampai ke tujuan. Selebihnya yang tidak ada rute pesawat masih menggunakan transportasi darat dan laut."
MUHAMMAD YUNUS
Berita lainnya:
Himmler, Pejabat Nazi yang Ditiru Ahmad Dhani
Gubernur Sumut Tantang Jurnalis Adu Fisik
LPSK Sarankan Wiranto Mengadu ke Polisi