TEMPO.CO, Pontianak - Calon presiden dari poros koalisi PDI Perjuangan, Joko Widodo, menyatakan Indonesia belum mampu membeli kembali (buyback) saham Indosat dengan kondisi anggaran seperti saat ini. "Mau buyback duitnya di dalam ada atau tidak. Sekarang ini defisit perdagangan, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara," katanya di Pontianak, Senin, 23 Juni 2014 malam.
Jokowi mengatakan buyback bisa dilakukan jika pertumbuhan ekonomi melebihi 7 persen. Mengenai kondisi keuangan Indosat, Jokowi mengatakan jika kondisinya tidak sehat, maka ketika saham dibeli kembali, pemerintah harus melakukan perbaikan manajemen. "Buyback itu tentu saja kalau harganya wajar dan sesuai. Biasanya kalau sahamnya itu lagi bagus-bagusnya, pasti minta harga sweetener, minta yang paling manis," katanya.
Gubernur DKI Jakarta nonaktif ini mengatakan keputusan Presiden Megawati Soekarnoputri menjual Indosat sudah mendapatkan persetujuan legislatif sehingga keputusan tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, kondisi ekonomi Indonesia saat itu masih belum pulih dari krisis sehingga keputusan menjual Indosat dianggap sudah tepat. (Baca:Analis: Indosat Rugi Besar, Masih Mau Buyback?)
Sebelumnya, dalam Debat Calon Presiden putaran ke-3 yang digelar Ahad, 22 Juni 2014 lalu, calon presiden dari koalisi Partai Gerindra, Prabowo Subianto, bertanya perihal kebijakan Megawati yang dulu menjual Indosat. Menjawab pertanyaan itu, Joko Widodo mengatakan ia membuka peluang untuk melakukan buyback saham Indosat sehingga Indonesia akan kembali memiliki perusahaan tersebut beserta satelit-satelit yang berguna untuk pertahanan nasional.
"Ke depan kita buyback lagi sehingga menjadi milik kita. Maka itu, ekonomi kita harus tumbuh 7 persen," kata Jokowi saat itu. (Baca:Buyback Indosat, Pengamat: Lihat Kondisi Anggaran)
Dalam debat bertemakan Politik Internasional dan Pertahanan Nasional itu, Jokowi menjelaskan bahwa saat Indosat dijual, ekonomi Indonesia belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun 1998. "Saat itu kondisi ekonomi masih belum baik. Jangan bicara saat posisi normal, waktu itu APBN masih berat. Kondisi krisis dan normal itu beda. Tidak bisa disamakan kondisi pada 1998, 2003, dan 2014," katanya.
Jokowi mengatakan Prabowo menyerang mengenai Indosat karena ia tidak paham dan merasakan apa yang terjadi di dalam negeri. "Saat itu beliau kan di luar negeri. Jadi, tidak merasakan dan paham apa yang terjadi," katanya. (Berita sebelumnya:Jokowi Akan Buyback Saham Indosat)
ANANDA TERESIA
Berita Lain
Sting Tak Akan Wariskan Harta kepada Anaknya
SIMAK UI, Kedokteran dan Hukum Jadi Favorit
Kirim Surat ke Google, Bocah Minta Ayahnya Libur