TEMPO.CO, Jakarta: Sejak pengumuman pemberhentian operasi Rabu lalu, pusat layanan telepon Tigerair Group menerima banyak panggilan telepon. Calon penumpang panik dengan pemberitahuan ini, dan segera mencari informasi resmi dari pengelola Mandala Air.
"Call center kami sempat padat, bahkan ada yang tidak bisa masuk. Padahal kami selalu aktif melayani," kata M. Thoriq Hussein, Senior Communication Executive Tigerair Mandala, saat dihubungi Tempo, Kamis malam, 19 Juni 2014. (Baca: Tigerair Mandala Diperkirakan Tak Beri Refund)
Ia mengungkapkan calon penumpang yang sudah membeli tiket sempat mengeluhkan layanan call center yang tidak bisa dihubungi karena padatnya trafik panggilan. "Kami selalu siap, jadi dimohon supaya penumpang bersabar," kata Thoriq.
Mayoritas penumpang menanyakan solusi batalnya penerbangan khususnya setelah tanggal 1 Juli 2014. Pada tanggal itu, seluruh pesawat Mandala berhenti operasi di semua rute penerbangan. Penerbangan terakhir yang akan dioperasikan oleh Mandala adalah RI545 yang dijadwalkan berangkat dari Hong Kong menuju Denpasar pada pukul 02.35 waktu setempat.
Untuk mengatasi keluhan penumpang, pengelola Mandala menawarkan opsi, yaitu pengalihan penerbangan ke penerbangan yang dioperasikan Tigerair (TR). "Kalau rute penerbangannya dilalui oleh Tigerair, misal di Singapura, maka akan dipindahkan ke Tigerair. Tapi, tergantung ketersediaan kursi," kata Thoriq. (Baca: Tiger Air Siap Bantu Pengembalian Tiket Mandala)
Sementara itu, opsi kedua, adalah refund atau pengembalian tiket. "Namun, ini masih diusahakan karena kami butuh waktu untuk itu. Penumpangnya banyak, jadi tolong bersabar." Menurutnya, penumpang tak perlu panik karena penutupan operasi baru berlaku per 1 Juli 2014.
Sebelumnya, PT Mandala Airlines yang beroperasi dengan nama Tigerair Mandala menghentikan kegiatan operasionalnya mulai 1 Juli 2014. Keputusan ini dibuat lantaran kondisi pasar turun dan biaya operasional membengkak karena rupiah terdepresiasi tajam.
Ketua Dewan Komisaris Tigerair Mandala Jusman Syafii Djamal mengungkapkan perusahaan terpukul karena terjadi kelebihan kapasitas maskapai dibanding jumlah penumpang dan melemahnya nilai tukar rupiah hingga 20 persen sejak awal 2013. Akibatnya biaya operasional Mandala naik signifikan. Walhasil, Mandala mulai merugi sejak beroperasi kembali pada April 2012.
PUTRI ADITYOWATI
Berita terpopuler:
Per 1 Juli 2014, Tigerair Mandala Tak Beroperasi
Nelayan Ini Ciptakan Alat Konversi BBM ke Gas
Tol Ciledug-Ulujami Bakal Jadi Idola Truk
Malaysia Berminat Bangun Jalan Tol Sumatera