TEMPO.CO, Jakarta - Kedua kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden akan bertemu kembali dalam debat yang digelar Komisi Pemilihan umum Ahad besok. Namun debat bertemakan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial ini hanya akan dihadiri oleh masing-masing calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Meskipun kedua calon presiden mengusung visi ekonomi yang serupa, yakni pembangunan ekonomi kerakyatan, ada beberapa hal yang menjadi perbedaan mendasar. Menurut anggota Tim Ekonomi Jokowi, Hendrawan Supratikno, Jokowi memiliki pengalaman empiris. "Sehingga bisa membaca sinyal-sinyal pasar," katanya saat dihubungi Tempo, Sabtu, 14 Juni 2014.
Baca juga:
Sedangkan calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, cenderung tidak memahami tingkah laku pasar. Sebab, Prabowo adalah orang yang terstruktur dan menunggu instruksi karena berlatar belakang militer.
Perbedaan lainnya, Jokowi merupakan pelaku usaha yang memiliki pengalaman langsung di lapangan. "Jokowi tahu apa yang menjadi kendala pengusaha, seperti perizinan yang bertele-tele, masalah manajemen birokrasi, dan tingginya biaya logistik," ujarnya.
Kendati demikian, Hendrawan mengaku tetap mengasup Jokowi dengan konsep-konsep ekonomi yang kemungkinan bakal dibahas besok. Misalnya, terkait dengan anggaran subsidi bahan bakar minyak dan masalah pengangguran. "Pak Jokowi sudah siap dengan program percepatan diversifikasi bahan bakar alternatif untuk menghemat anggaran BBM," katanya.
Sebelumnya kedua kandidat, Prabowo-Hatta serta Joko Widodo-Jusuf Kalla, telah melakoni debat pertama pada Senin, 9 Juni 2014, dengan tema "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum". Banyak pengamat politik dan ahli komunikasi politik yang menyatakan Jokowi-Jusuf Kalla unggul pada debat pertama itu.
Debat kedua akan diselenggarakan pada Ahad di Hotel Gran Melia, Jakarta, pada pukul 20.00 WIB. Debat ini akan disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan streaming oleh Bloomberg TV. Tema yang diusung pada debat kedua ini meliputi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
AYU PRIMA SANDI