TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang bulan Ramadan, harga ayam potong broiler di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, naik hingga Rp 38 ribu per kilogram. Salah satu pedagang ayam di Pasar Kramat Jati, Asep, 43 tahun, mengatakan harga ayam potong sudah mulai naik perlahan sejak tiga bulan lalu.
"Tiga bulan lalu naiknya hanya sekitar Rp 500-1.000, tapi lama. Nah, kalau tiga hari ini naiknya cukup tinggi," kata Asep saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Ahad, 8 Juni 2014.
Asep menjelaskan, ayam potong yang kini dia jual seharga Rp 38 ribu per kilo sebelumnya dihargai Rp 35 ribu. "Itu sudah bersih luar dan dalamannya," ujarnya. Sedangkan ayam broiler yang masih hidup dijual Asep dengan harga Rp 23 ribu. "Tiga hari yang lalu, yang hidup masih Rp 16 ribu."
Menurut Asep, kenaikan harga ayam potong semakin tinggi karena permintaan ayam meningkat. "Permintaan banyak, tapi pasokan kurang dan ini mau masuk bulan puasa juga," katanya.
Asep berharap pemerintah dapat mengatasi kenaikan harga ayam potong agar tidak semakin tinggi. "Kalau mahal, pembeli juga sedikit dan banyak yang ngeluh. Saya berharap enggak naik-naik lagi, biar kami enggak rugi, peternak juga enggak rugi," ujarnya.
Naiknya harga ayam juga membuat harga telur ayam negeri naik. Di Pasar Jambul, Jakarta Timur, harga telur ayam sudah mencapai Rp 22 ribu per kilo. "Sudah hampir seminggu naiknya, dari Rp 17-18 ribu jadi Rp 22 ribu," kata pedagang telur di Pasar Jambul, Agus, 28 tahun.
Agus menjelaskan, harga telur ayam kampung dan bebek juga naik menjadi Rp 20 ribu per kilon dari sebelumnya Rp 18 ribu. "Kemungkinan akan terus naik hingga Lebaran. Karena memang selalu begitu, kalau bulan puasa dan Lebaran harganya naik," ujarnya.
AFRILIA SURYANIS