TEMPO.CO, Jakarta - Pisang ternyata menjadi buah favorit rakyat Indonesia. Data Kementerian Pertanian menunjukkan konsumsi pisang dalam lima tahun terakhir selalu menempati posisi tertinggi di antara jenis buah yang lain. Pada 2013, konsumsi pisang mencapai 5,68 kilogram per kapita per tahun.
Tingkat konsumsi tersebut lebih tinggi dibanding konsumsi rambutan yang rata-rata 4,12 kilogram per kapita per tahun. Begitu pula konsumsi jeruk yang hanya 2,24 kilogram per kapita per tahun.
"Faktor pendorongnya adalah karena pisang termasuk tanaman yang mudah tumbuh di segala tempat dan juga mudah memperolehnya," kata E.Y. Sukrianto, Ketua Asosiasi Petani Pisang Mas Sridonoretno, saat dihubungi Tempo, Ahad, 8 Juni 2014.
Menurut Sukrianto, kegemaran masyarakat makan pisang juga didorong jumlah variannya yang beraneka ragam. "Ada pisang ambon, pisang mas, pisang raja, pisang susu, yang masing-masing memiliki rasa dan tekstur daging buah yang unik," Sukrianto menjelaskan.
Selain jenisnya yang bermacam-macam, harga yang murah juga menjadi daya tarik masyarakat untuk membelinya. "Dengan membayar Rp 5 ribu per kilogram sudah bisa bawa pulang pisang untuk dikonsumsi anggota keluarga," ujarnya.
Daya tarik pisang berikutnya ialah kemudahan untuk diolah lebih lanjut menjadi produk makanan dan camilan. Produk olahan yang paling terkenal ialah pisang goreng, sale pisang, jus pisang, dan menjadi penambah isi dalam roti bakar atau martabak manis.
Sayangnya, tutur Sukri, perkembangan konsumsi pisang belum diikuti dengan pengelolaan produk pisang sebagai industri buah-buahan yang strategis, baik di tingkat hulu maupun hilir. Contohnya yakni kapasitas kelembagaan tani yang mengelola pisang masih jauh dari standar pengelolaan perusahaan modern.
RAYMUNDUS RIKANG
Baca pula:
Ribuan Petani Magang di 23 Desa Wisata Malang
Berita utama:
Prabowo Dinilai Ingin Manfaatkan Simbol Orde Baru
TNI: Prabowo Tak Bisa Perintahkan Babinsa
Ditantang Mengaji, Prabowo: Lebih Baik Orang Lain