TEMPO.CO, Jakarta - PT Toyota Astra Motor mengusulkan memproduksi mobil hybrid di Indonesia. Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT TAM Indonesia Hiroyuki Fukui saat bertemu dengan Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat.
“Iya, mereka mengusulkan untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mobil hybrid,” tutur Hidayat, Rabu petang, 4 Juni 2014. Hal ini sejalan dengan program pemerintah untuk menghemat penggunaan BBM bersubsidi. (Baca: Software Bermasalah, Toyota Tarik Highlander Sport)
Penggunaan mobil hybrid untuk penghematan BBM telah diusulkan SBY sejak 2008. Namun hal tersebut dirasa sulit diterapkan lantaran harga mobil hybrid yang relatif mahal karena teknologi yang tinggi. (Baca: Toyota Tertarik Gunakan Kereta Logistik)
“Kita usulkan lagi pada mereka agar bagaimana caranya mobil hybrid ini nanti bisa murah. Mereka usulkan tax incentive. Tapi kita lihat nanti,” ujarnya. Saat ini harga mobil hybrid di pasaran lebih mahal 40 persen dari mobil biasa di kelas yang sama.
Meski langkah ini baru merupakan penjajakan awal dari pihak TAM, Hidayat menyambut baik usulan ini. “Kita memang butuh mobil itu agar mengurangi pemakaian BBM dan mengurangi emisi. Tapi kalau mahal, ya tidak banyak menarik orang juga,” tuturnya.
Saat ini Kementerian Perindustrian juga menerima usulan yang sama dari produsen mobil Suzuki. Menurut Hidayat, Suzuki mengusulkan pengadaan mobil hybrid dengan sistem completely knock down.
Sistem ini memungkinkan mobil diimpor per bagian sehingga mengurangi biaya pengiriman. “Kita lihat bagaimana nanti yang sesuai dengan program kita,” kata Hidayat.
INDRI MAULIDAR
Berita terpopuler:
Tingkat Stres Karyawan Bank Tinggi
Penghentian Produksi Newmont Dilakukan Sepihak
Rupiah Merosot, Investor Lari ke Saham