TEMPO.CO, Jakarta - Hasil riset PT.Nielsen Indonesia menunjukkan potensi industri media cetak di luar Pulau Jawa lebih besar dibanding di dalam Pulau Jawa. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya konsumsi media cetak tersebut di luar Pulau Jawa.
"Jawa memang paling padat dan infrastrukturnya paling baik. Tapi potensinya lebih besar luar Jawa. Ini harus digarap betul," kata Managing Director Media Nielsen Indonesia Irawati Pratignyo di kantor Nielsen Indonesia, Mayapada Tower, Jakarta, Rabu, 21 Mei 2014. (Baca: 7 Media Ini Dituding Berpihak dan Tendensius)
Menurut hasil riset Nielsen sepanjang 2010-2014, tingkat konsumsi media cetak di lima kota besar luar Jawa, seperti Medan, Palembang, Denpasar, Makassar, dan Banjarmasin, lebih tinggi dibanding lima wilayah besar di Jawa. (Baca: PT Temprint Sudah Cetak 10 Juta Surat Suara)
Kelima wilayah besar di Jawa yang dimaksud meliputi Jakarta dengan wilayah megapolitannya, Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi); Surabaya dengan Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, Lamongan); Bandung; Semarang; dan Yogyakarta yang berdekatan dengan Sleman dan Bantul.
Temuan selama empat tahun itu didapat dari pemantauan kepemirsaan televisi, pengukuran teknologi meter dengan GSM & GPRS, serta berbagai metode lainnya sesuai dengan jenis media. Survei dilakukan di sepuluh kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Semarang, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, dan Banjarmasin. Namun PT.Nielsen Indonesia menegaskan hasil survei tak mewakili populasi Indonesia.
Lebih jauh, Irawati menjelaskan, dalam temuan Nielsen itu, praktis hanya konsumsi media via Internet di Jawa yang lebih tinggi ketimbang wilayah luar Jawa. Konsumsi media via Internet di Jawa sebanyak 34 persen, sementara luar Jawa 32 persen. Selebihnya, konsumsi media via televisi, radio, koran, tabloid, dan majalah tercatat lebih tinggi di luar Jawa.
Tingginya pertumbuhan tingkat konsumsi media cetak di luar Jawa ini sejalan dengan data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan pertumbuhan penduduk di luar Jawa lebih tinggi dibanding Jawa. Besaran dan laju peningkatan produk domestik bruto (PDB) di luar Jawa juga lebih tinggi dibanding Jawa, dan akan bertahan hingga 2030. "Perkembangan di luar Jawa sangat luar biasa. Ini merupakan peluang luar biasa bagi para pelaku industri," kata Irawati.
KHAIRUL ANAM
Berita terpopuler:
Mahfud Dijanjikan Jabatan Lebih dari Menteri
Jokowi atau Prabowo, Ahok: Aku Rapopo
Peraih Nilai UN Tertinggi Hanya Belajar di Rumah