TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Indonesia Anti Pembajakan (MIAP) menyebut 30 persen obat yang beredar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, palsu. "Nilai penjualan obat-obat palsu tersebut mencapai US$ 200 juta per tahun," kata Ketua MIAP Widyaretna Buenastuti dalam sebuah acara yang digelar di @america, Jakarta, Selasa, 20 Mei 2014. (Baca: Polisi Bongkar Pabrik Obat Palsu Skala Besar)
Menurut catatan MIAP, secara global, penjualan obat-obatan palsu tiap tahunnya mencapai US$ 75 miliar. "Kosmetik juga menempati urutan teratas dalam hal pemalsuan, tapi kami belum bisa merinci datanya," ujarnya.
Kondisi tersebut menimbulkan keprihatinan, bukan hanya dari dalam negeri. Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kristen Bauer, menyatakan, "Obat-obat palsu ini sangat merugikan karena minimal dia tidak manjur, dan maksimalnya justru berbahaya bagi kesehatan," ujarnya.
Karena itu, MIAP, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat, mengajak generasi muda secara langsung dan aktif melakukan kampaye untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya obat dan kosmetik palsu. Salah satunya, melalui kompetisi pembuatan iklan layanan masyarakat tentang bahaya obat dan kosmetik palsu.
Hari ini, pemenang kompetisi yang diselenggarakan MIAP itu diumumkan di @America. (Baca: Ini Dia Resiko Minum Obat Palsu)
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler
Aburizal Terima Tawaran Menteri Utama dari Prabowo
Merchandise Beracun Piala Dunia Ada di Indonesia
Pengamat: Hanya Dua Poros Capres, Jokowi Untung