TEMPO.CO, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) membenarkan mundur dari keinginan membeli Bank Mutiara atau tidak jadi mengirimkan letter of interest. Direktur Utama Pegadaian Suwhono menyatakan keputusan dilakukan berdasarkan pertimbangan bisnis memamfaatkan dana yang ada.
"Kami konsen dulu ke rencana yang sudah ada, itu kan perlu dana, padahal dana kami relatif terbatas. Ini masalah prioritas saja," katanya di setelah acara ulang tahun Pegadaian ke-113 tahun di Jakarta, Ahad, 27 April 2014.
Ia mengatakan sebenarnya niatan untuk menjadi investor Bank Mutiara ketika itu masih dalam tahap penjajakan saja. Artinya Pegadaian belum mengalokasikan anggaran. "Penjajakan saja," katanya.
Adapun perseroan, kata dia, saat ini sedang fokus mengembangkan bisnis syariah dan juga emas. Untuk mengoptimalisasikan aset-asetnya, bahkan perseroan berencana membangun hotel melalui anak usahanya ke depan yang bergerak di bidang properti. "Nah itu kan perlu dana," katanya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan bila kemarin Pegadaian ingin membeli Bank Mutiara, ia akan menyetujui. Namun semuanya kembali pada keputusan manajemen. Ia mendukung langkah Pegadaian untuk memaksimalkan aset-asetnya melalui optimalisasi bisnis properti. "Sejak dulu dikenal sebagai return on asetnya itu sangat kecil, jadi jangan asetnya nganggur," katanya.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah menerima pernyataan minat dari sejumlah calon investor Bank Mutiara. Mayoritas peminat itu berasal dari luar negeri. Sekretaris LPS, Samsu Adi Nugroho, Rabu, 23 April 2014, menjelaskan bahwa ada 18 letter of interest yang telah diterima dari calon investor saham Bank Mutiara hingga batas akhir waktu penerimaan, yaitu tanggal 22 April 2014 pukul 18.00 WIB.
Menurut Samsu, ditengarai para peminat saham Bank Mutiara itu terdiri dari delapan investor domestik dan sepuluh investor asing. Para investor asing itu berasal dari beberapa negara. Antara lain Jepang, Singapura, Malaysia, Hong Kong, Australia, Timur Tengah, dan Taiwan.
ANANDA PUTRI