Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harga Cabai Rawit Mahal, Petani Gigit Jari  

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Cabai rawit merah. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Cabai rawit merah. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, MalangHarga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kota Malang, Jawa Timur, melonjak signifikan. Harga cabai selama sebulan ini melonjak hingga Rp 80 ribu per kilogram. Sebelumnya harga cabai sekitar Rp 50 ribu per kilogram. "Harga cabai tak stabil," kata pedagang di Pasar Besar Malang, Zainul Arifin, Kamis, 3 April 2014.

Harga cabai melonjak karena pasokan cabai merosot akibat gagal panen. Petani gagal panen akibat iklim dan guyuran abu vulkanis Gunung Kelud. Akibat kenaikan harga cabai, para pembeli menurun signifikan. Mereka memilih mengurangi pembelian cabai setelah harga naik signifikan.

Adapun harga cabai merah relatif stabil pada kisaran Rp 17 ribu per kilogram. Ia berharap harga kembali stabil karena pelanggan sebagian besar adalah pemilik warung yang membutuhkan banyak cabai. 

Meski harga melambung, petani cabai di Batu justru gigit jari lantaran tanaman cabai rawit diserang hama cacar air. Akibatnya, hasil panen cabai turun drastis. "Seminggu hanya memanen 3 kilogram," kata seorang petani bernama Wahyuni. 

Dengan memanfaatkan lahan seluas 500 meter persegi, rata-rata setiap pekan hasil panen 30 kilogram. Sedangkan harga jual ke tengkulak sekitar Rp 40 ribu per kilogram.

Sebelumnya cabai rawit menjadi komoditas yang memberikan andil terbesar atas terjadinya inflasi di Jawa Timur. "Kenaikan harga cabai ini menimbulkan perubahan cukup signifikan terhadap inflasi di Jawa Timur," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jatim Sapuan Hadi di Surabaya, Selasa, 1 April 2014. Perubahan harga cabai rawit ini cukup besar, yakni 43 persen dengan bobot 0,16 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Artinya cukup signifikan. Kalau cabai rawit naik sedikit saja akan mempengaruhi inflasi," kata Sapuan. Dia mengatakan penyebab kenaikan harga cabai rawit ini karena cabai dibawa ke luar Jawa Timur sehingga harga di Jawa Timur cukup terpengaruh. "Pengepul cabai rawit menjual ke Jawa Tengah. Dan dari Jawa Tengah dilempar ke Kalimantan atau bahkan Malaysia," katanya.

EKO WIDIANTO | DAVID PRIYASIDHARTA

TERPOPULER
Nyaris Separuh Pemilih Inginkan Jokowi Presiden
Jokowi: Tak Dikawal pun Saya Merasa Aman
Ini Cara Jokowi Menggaet Ibu Rumah Tangga
TNI Akan Beli Radar Udara Baru

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ratusan Tentara Dikerahkan untuk Membasmi Wereng

28 Juli 2016

Menteri Pertanian Andi Amran sulaiman (tengah) mengangkat batang padi yang baru dipanennya di Desa Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, 25 Februari 2015. TEMPO/Nofika Dian Nugroho
Ratusan Tentara Dikerahkan untuk Membasmi Wereng

Pengerahan ratusan prajurit dilakukan untuk mengantisipasi agar hama wereng di wilayah Sidoarjo tidak meluas.


Hama Penggerek Serang Ratusan Hektare Padi di Konawe  

23 Juni 2016

Hama ulat grayak menyerang padi di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, 29 Agustus 2014. Akibat serangan hama tersebut puluhan hektare tanaman padi petani menjadi tidak berisi atau gagal panen. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Hama Penggerek Serang Ratusan Hektare Padi di Konawe  

Petani belum menemukan racun yang cocok untuk membasmi hama yang sudah mulai meresahkan itu.


Wereng Gasak Ribuan Hektare Tanaman Padi di Jawa Tengah

9 Maret 2014

Petani memanen padi yang masih bisa diselamatkan, akibat serangan hama wereng di Klaten, Jawa Tengah  (6/4). ANTARA/Andika Betha
Wereng Gasak Ribuan Hektare Tanaman Padi di Jawa Tengah

Serangan wereng batang cokelat paling banyak terjadi di kawasan Jawa Tengah selatan, yakni di Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga.


Panen Terancam Hama, Pemerintah Siap Impor Beras

5 Maret 2014

Petani memanen padi yang masih bisa diselamatkan, akibat serangan hama wereng di Klaten, Jawa Tengah  (6/4). ANTARA/Andika Betha
Panen Terancam Hama, Pemerintah Siap Impor Beras

Impor menjadi cara pemerintah mengatasi kekurangan produksi beras.


Awas, Serangan Hama Meledak April-Mei

4 Maret 2014

Sejumlah petani menyemprotkan insektisida untuk membasmi hama Wereng Coklat di areal tanaman padi di Desa Bendo,  Kapas, Bojonegoro, Jatim, Senin (20/1). ANTARA/Aguk Sudarmojo
Awas, Serangan Hama Meledak April-Mei

Awal kemarau, waspadai serangan hama wereng dan belalang.


Putus Asa Serangan Wereng, Petani Semprotkan Solar  

13 Februari 2014

Hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Putus Asa Serangan Wereng, Petani Semprotkan Solar  

Puluhan hektare sawah diserang hama wereng. Pestisida sudah tak mampu lagi membunuh hama wereng.


Hama Wereng Mengganas di Tuban

21 Agustus 2013

TEMPO/Dasril Roszandi
Hama Wereng Mengganas di Tuban

Akibatnya sekitar 390 hektare tanaman padi di sejumlah desa di Tuban terancam puso.


30 Hektare Sawah Jember Terserang Hama Wereng

16 Agustus 2012

Petani berjalan di ladang persawahan yang di dipasangi pagar plastik  di kawasan Sambirejo, Plupuh, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (8/8). ANTARA/Herka Yanis Pangaribowo
30 Hektare Sawah Jember Terserang Hama Wereng

Hama menyerang karena petani langsung menanam padi setelah panen.


Ada Tomcat di DPRD Bandung  

27 Maret 2012

Tomcat. Tempo/Nanang Sutisna
Ada Tomcat di DPRD Bandung  

Penyebaran tomcat di Bandung masih muncul satu demi satu, tidak seperti Surabaya.


Tulungagung Pernah Berstatus KLB Tomcat

21 Maret 2012

Staphylinidae. thebuggeek.com
Tulungagung Pernah Berstatus KLB Tomcat

Saat ini, sedikitnya 11 warga Tulungagung terserang serangga Tomcat.