TEMPO.CO, Jakarta - PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk menjalin kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk mendongkrak penjualan Al-Quran di dalam negeri. Saat ini, berdasarkan data dari Kementerian Agama, Indonesia setidaknya membutuhkan sekitar dua juta Al-Quran per tahunn. Dari jumlah itu, baru bisa dipenuhi 50–60 ribu saja. (Baca juga : Industri Grafika Nasional Tertinggal Sepuluh Tahun)
“Kami ingin mengisi kekosongan itu dengan bekerja sama dengan PBNU. PBNU bertanggung jawab atas kontennya, sedangkan kami bertanggung jawab untuk percetakan dan pendistribusiannya,” kata Direktur PT Indah Kiat Pulp & Paper, Suhendra Wiriadinata, di Jakarta, 25 Maret 2014.
Suhendra mengatakan, sejak perusahaannya bekerja sama dengan PBNU, penjualan Al-Quran mengalami peningkatan. Namun kenaikan masih tergolong kecil. Sebab, menurut Suhendra, kerja sama kedua lembaga ini baru berjalan selama setahun. (Lihat juga : Perusahaan Kertas Indah Kiat Dapat ISO 50001)
Salah satu produk unggulan Indah Kiat Pulp & Paper adalah kertas Al-Quran dengan kualitas tinggi. Sekitar 90 persen produksi kertas Al-Quran perusahaan yang bermarkas di Serang, Banten, ini diserap oleh pasar internasional, terutama Timur Tengah, seperti Mesir, Turki, Suriah, dan Libanon. Bahkan kertas Al-Quran produksi Indah Kiat Pulp & Paper yang diberi label Sinartech ini menguasai 60 persen pangsa pasar kertas Al-Quran di Arab Saudi.
AMIR TEJO
Terpopuler :
Lion Air: Penundaan karena Masalah Operasional
Telat 18 Jam, Lion Air Terancam Didenda
Dolar Berlimpah, Rupiah Menguat