TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan pemesanan kaos dan baju dari para calon anggota legislatif untuk pemilu tahun ini tidak seramai saat pemilihan umum pada 2009. "Tahun sekarang sepi, dengan nilai tidak lebih dari Rp 600 miliar. Periode lalu (2009) pesanan kaos lumayan, total omzet industri mencapai mencapai Rp 900 miliar," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 15 Maret 2014. (baca:Pemilu Sumbang Pertumbuhan Ekonomi 0,1 Persen)
Menurut Ade, sepirnya pemesanan kaos dan baju untuk pemilu kali ini disebabkan oleh bertambahnya diversifikasi penggunaan alat kampanye. Dia mencontohkan, pada periode lalu, para calon legislator masih menggunakan baliho dan spanduk dengan bahan tekstil. Saat ini banyak caleg yang mengganti bahan baliho dan umbul-umbul dengan bahan plastik poliester.
Omzet pembuatan kaos kampanye, kata Ade, tidak bisa dilepaskan dari jumlah pemesan dan volume pemesanan. Menurut dia, volume pemesanan kaos setiap caleg sekitar 500-100 ribu potong. "Pesanan untuk pemilihan legislatif lebih personal, berbeda untuk pesanan calon presiden," katanya.
Ade mengatakan tidak semua calon legislator menggunakan taktik bagi-bagi kaos kepada konstituennya. "Dari 6.000 calon anggota DPR, yang memesan kaos dalam jumlah banyak sedikit. Tergantung modal."
ALI HIDAYAT
Berita Terkait
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Direvisi
Inflasi Februari 2014 Turun
BI Nilai Pasar Keuangan Lebih Efisien